Dilema Infrastruktur di Indonesia
OLEH DR. FUAD BAWAZIER, MA
Faktor-faktor tersebut menyebabkan kecerobohan dalam pelaksanaan pengerjaan proyek yang menghasilkan infrastruktur dengan kualitas rendah sehingga mengabaikan faktor keselamatan maupun keamanan baik semasa konstruksi maupun setelah konstruksi selesai.
Terjadinya kecelakaan yang berturut-turut ini telah menimbulkan citra kuat di masyarakat bahwa proyek infrastruktur yang mahal dan sebagiannya dibiayai dengan utang ternyata mempunyai kualitas yang buruk dan tidak memenuhi persyaratan keselamatan serta keamanan terhadap penggunanya.
Di lain pihak proyek infrastruktur ini pada umumnya bersifat komersial yang akan menjual jasanya kepada publik dengan tarif yang relatif mahal. Dikhawatirkan para calon pemakai infrastruktur berbayar ini akan ragu-ragu menjadi konsumennya, paling tidak sampai kelak benar-benar yakin dan sudah teruji aman dari faktor keselamatan pengguna.
Konsekuensi dari perilaku konsumen ini akan merugikan pengelola atau bisnis infrastruktur karena berkurangnya pemasukan (income). Akibat lebih lanjut adalah para kreditor proyek mencemaskan kemampuan proyek untuk membayar kembali kreditnya.
Akibat lebih jauh dari proyek yang bermutu rendah ialah mahalnya ongkos perbaikan dan pemeliharaan. Selain itu umur ekonomis proyek juga menyusut sehingga menurunkan nilai aset atau nilai jual infrastruktur tersebut. Rendahnya nilai jual aset berpotensi merugikan investasi dan mengganggu kebijakan Pemerintah Jokowi yang ingin menjual infrastruktur yang telah selesai, guna mendapatkan pendanaan untuk pembangunan proyek berikutnya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pembangunan infrastruktur adalah andalan politis Jokowi untuk mendapatkan dukungan publik. Di lain pihak publik juga banyak yang berpandangan bahwa proyek ini terlalu ambisius dan mahal bila dibandingkan dengan proyek serupa di luar negeri.