Bubur Sumsum Mampu Bertahan di Tengah Gempuran Panganan Kekinian
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MALANG — Bubur Sumsum merupakan salah satu kuliner tradisional yang masih eksis hingga sekarang walaupun sudah tidak banyak orang yang menjualnya. Berada di tengah ‘gempuran’ panganan-panganan kekinian, namun kuliner yang memiliki cita rasa manis dan gurih ini tidak pernah kehilangan peminatnya.
Hal tersebut diakui, Jumakyah, salah satu penjual bubur sumsum di area depan Masjid Al-Muhajirin jalan Sigura-gura, kota Malang. Menurutnya, dibandingkan dengan 21 tahun yang lalu awal ia berjualan, jumlah penjual bubur sumsum saat ini sudah jauh berkurang.
“Sekarang ini sudah jarang orang yang mau berjualan bubur sumsum, padahal peminatnya masih lumayan banyak, mulai dari orangtua, mahasiswa hingga anak-anak, “sebutnya.
Dikatakan Jumakyah, bubur sumsum campur sangat cocok dinikmati di berbagai suasana karena memiliki rasa yang manis dan juga gurih. Bahkan meskipun dirinya hanya berjualan di pinggiran jalan menggunakan gerobak, bubur sumsum buatanya tersebut selalu laris manis.
Lebih lanjut Jumakyah menjelaskan, untuk membuat bubur sumsum prosesnya cukup muda dan bahan-bahan pembuatnya juga sangat mudah di dapatkan. Bahan-bahan yang dibutuhkan di antaranya tepung beras, santan, kacang hijau, beras ketan hitam, mutiara, gula merah, pandan, garam dan juga air.
“Tidak hanya diisi dengan bubur sumsum saja tetapi juga saya tambahkan isian berupa bubur ketan hitam, bubur mutiara, bubur kacang hijau dan bubur gendul, “jelasnya.
Cara pembuatan bubur sumsum yakni melarutkan tepung beras dengan sebagian santan dan sedikit garam. Kemudian didihkan air santan dan masukkan larutan tepung beras yang sebelumnya telah dibuat. Selanjutnya aduk terus hingga meletup dan mengental.