Sapto Buktikan Putus Sekolah Tak Halangi Kemampuan Berkarya

YOGYAKARTA – Tak mengenyam pendidikan formal tidak menghalangi Sapto Handoko (36) warga dusun Kweni, Pangungharjo, Sewon, Bantul untuk berkarya di bidang seni musik. Lelaki yang putus sekolah saat SMP tersebut, kini menjadi seorang pengusaha pembuatan alat musik jenis gitar.

Meski pendidikan formal sangat penting, Sapto membuktikan bahwa tanpa pendidikan seseorang tetap bisa memiliki kemampuan yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Kecintaanya pada alat musik petik itu, membuatnya mampu membuat gitar meski tak pernah belajar secara khusus di bangku sekolah.

Secara otodidak, ia belajar membuat gitar sendiri hingga menghasilkan gitar-gitar berkualitas. Siapa sangka, gitar karya-karyanya mampu mendapatkan apresiasi dari orang lain termasuk para musisi gitar tanah air. Terbukti gitar buatanya laris dipesan sejumlah musisi nasional bahkan hingga luar negri.

Handoko sedang merampungkan sebuah gitar pesanan pelanggannya – Foto Jatmika H Kusmargana

“Ada banyak musisi Indonesia yang memesan gitar ke saya. Walaupun nanti gitar itu dijual lagi atas namanya. Sehingga bisa lebih mahal. Pemesan dari luar negri juga ada, seperti Filipina dan Australia,” katanya kepada Cendananews, Selasa (30/01/2018).

Terlahir dari keluarga pembuat gitar menjadi faktor utama Handoko memilih menekuni usaha pembuatan gitar. Kakek dan ayahnya merupakan seorang pengrajin gitar. Dan kini Sapto menjadi generasi ketiga yang menjalankan usaha keluarganya membuat gitar.

Sebagai seorang pecinta sekaligus pembuat alat musik gitar, Handoko tahu betul bagaimana membuat alat musik petik yang berkualitas. Menurutnya semua terletak pada jenis kayu yang digunakan untuk membuat gitar. “Kayunya khusus, tidak boleh sembarangan. Biasanya saya gunakan kayu mahoni, napel atau siprus. Sehingga suaranya bagus,” jelasnya.

Lihat juga...