Presiden Soeharto dan Surat Simpati Rakyat
JAKARTA – Setelah Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan, banyak surat simpati rakyat yang berdatangan ke Rumah Cendana. Ribuan surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan.
Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, yang diterbitkan Penerbit Kharisma, Jakarta, 1999.
Salah satunya, dari Lekok Desanti, Lampung Barat, yang menyebut diri ‘Aku Anak Indonesia’, sebagaimana dilansir dalam Soeharto.co, cuplikan isi suratnya begini:
‘Bapak Harto yang ananda kagumi,
Saya adalah salah seorang pengagum Pak Harto. Perlu Bapak ketahui, begitu kagum ananda dengan kebijaksanaan dan sifat merakyat Bapak. Meski ananda tidak menyangkal mungkin ada orang-orang yang kurang setuju dengan keberadaan Bapak di pemerintahan. Sampai akhirnya Bapak diturunkan dari jabatan Bapak sebagai Presiden Kepala Negara. Ananda secara pribadi sangat berduka sekali. Bapak tetaplah tabah dan sabar dalam menghadapi semua cobaan.
Ananda tidak akan melupakan jasa Bapak yang telah korbankan untuk negara dan bangsa, hingga kami dapat hidup di negara Indonesia yang tercinta dengan aman dan paling penting Bapak adalah Bapak Pembangunan. Terima kasih Pak atas segala yang telah Bapak korban-kan buat kami bangsa Indonesia.
Dan akhir surat ini, mohon do’a agar ananda dapat berhasil dalam study. Saat ini ananda baru saja menyelesaikan belajar di Ponpes sebagai santri, Insya Allah tahun ini ananda akan kuliah.