Cuaca Buruk, Harga Cabai di Pasar Gede Solo Melonjak Tajam

SOLO — Cuaca buruk yang disebabkan intensitas hujan tinggi, membuat petani cabai banyak yang rusak dan gagal panen. Imbasnya, harga di pasar tradisional di Solo, kian tinggi karena stok cabai menipis dan sulit ditemukan.

Melonjaknya harga cabai ini salah satunya terjadi di Pasar Gedhe, Solo. Di pasar tradisional ini, kenaikan harga cabai mencapai 100 persen, dibanding dengan harga sebelumnya. Selain itu, kenaikan harga cabai merata di semua jenis cabai yang ada.

“Cabai besar merah misalnya, saat ini harganya mencapai Rp 32 ribu. Padahal sebelumnya hanya Rp 18 ribu per kilogramnya,” ucap Tugiyem kepada Cendana News, Kamis (11/1/2018).

Pedagang cabai asal Gondangrejo, Karanganyar itu mengaku, kenaikan harga cabai juga terjadi pada cabai kriting, cabai rawit serta cabai hijau sayur. Untuk harga cabai rawit naik tajam, dari semula Rp 20.000 per kilogram, saat ini menjadi Rp 45.000. Sedangkan untuk cabai kriting, naik Rp 15.000, dari semula Rp 20.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram.

“Hal serupa juga terjadi pada cabai hijau atau sayur, yang saat ini naik Rp 5 ribu. Yakni berkisar Rp 15.000 per kilogramnya,” lanjut Tugiyem.

Kenaikan harga cabai yang sangat tajam itu terjadi akibat tidak ada panen di tingkat penati. Cuaca buruk, karena hujan masih tinggi membuat petani banyak yang gagal panen.

“Kalaupun ada, barangnya hanya sedikit. Ini yang membuat mahal,” katanya.

Selain mahal, pedagang cabai disulitkan dengan pembeli yang kerap membeli secara eceran. Pembelian yang sering kali digunakan untuk campuran sayur dan sambel rumah tangga.

“Kalau biasanya membeli dua ribu sudah cukup untuk campuran sayur, sekarang tidak bisa. Pedagang bingung ngasihnya,” timpal Nanik, pedagang cabai lainnya.

Lihat juga...