Bantul Dorong Pemanfaatan ‘Indigofera’ Sebagai Konsentrat Alami Ternak

YOGYAKARTA — UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kabupaten Bantul mengaku kesulitan mengatasi penyakit Helminthiasis atau cacingan pada ternak di wilayah Bantul. Hal itu disebabkan karena penyakit tersebut merupakan penyakit yang cukup sulit dibasmi serta tidak bisa disembuhkan dalam sekali penanganan.

Kepala UPT Puskeswan Bantul Sri Ida Sulistyorini menyebut untuk membasmi penyakit Helminthiasis di satu kecamatan saja pihak membutuhkan dana anggaran mencapai lebih dari Rp1 miliar. Padahal Kabupaten Bantul memiliki sebanyak 17 kecamatan dengan jumlah populasi ternak sapi sekitar 50ribu ekor.

“Saya pernah hitung, satu kecamatan saja itu butuh Rp1 milyar lebih. Sangat banyak, karena obatnya sangat mahal dan tidak cukup hanya 1-2 kali pengobatan. Sementara anggaran daerah sangat minim. Sedangkan anggaran dari pusat juga tidak ada,” katanya kepada Cendana News Senin (22/01/2018).

Mengatasi hal itu, Ida sendiri mengaku melakukan upaya lain agar penyakit cacingan atau Helminthiasis di Kabupaten Bantul bisa diminimalisir.

Salah satunya adalah dengan upaya mendorong peternak maupun kelompok ternak memberikan asupan makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Hal itu diperlukan agar kesehatan hewan selalu terjaga sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Karena pakan konsentrat yang biasa dibeli di pasaran memiliki harga cukup mahal, Ida menyarankan agar peternak memakai green konsentrat atau konsentrat alami dari jenis tanaman indigofera.

Tanaman asal Selandia Baru, ini dikenal sebagai pakan tetnak berkualitas dan bermutu tinggi karena memiliki kandungan protein sangat tinggi yakni mencapai 35 persen. Sehingga sangat bagus untuk makanan ternak.

Lihat juga...