“Sebagai salah satu kesenian tentunya kami memilih hadroh karena memiliki nafas Islami dan kita tanamkan kepada para santri mengisi waktu luang di sela-sela rutinitas harian belajar di sekolah, belajar kitab serta kegiatan harian berkebun,” terang Fazin Mubaroq, selaku guru pembimbing di saat pondok pesantren Miftahul Huda 1040 Desa Hatta Kecamatan Penengahan, saat ditemui Cendana News tengah berlatih kesenian hadroh di aula ponpes setempat, Kamis (28/12/2017).
Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain hadroh mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulullah yang agung. Dengan demikian akan membawa dampak kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Selama setahun terakhir ia mengaku, kerap melakukan latihan secara rutin terutama setiap hari Jumat yang menjadi hari libur bagi ponpes tersebut. Hadroh juga selalu menyemarakkan acara-acara Islam seperti peringatan Maulid Nabi, tabligh akbar, perayaan tahun baru hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.
Fazin Mubaroq menyebut, selain melakukan rutinitas belajar dari tingkat SMP hingga SMA dengan total santri sebanyak 30 santri, sebanyak 10 santri laki-laki dan 10 santri wanita yang belajar dengan sistem asrama tersebut menempuh pendidikan SMP dan SMA. Sisanya sebanyak 5 santri laki-laki dan 5 santri wanita menempuh pendidikan SMA.
Pada tahun ajaran 2017/2018 ia menyebut jumlah santri di Ponpes Mifahul Huda rata-rata berjumlah 30 santri hingga 40 santri laki-laki dan wanita bahkan pada awal berdiri tahun 2000 jumlah santri yang belajar mencapai 100 santri. Penurunan jumlah santri tersebut diakuinya karena sebagian anak-anak usia sekolah memilih sekolah umum dibanding ke pondok pesantren.