Habiburrahman El Shirazy, tak Alpa Selipkan Pesan Perdamaian
“Islam tidak pernah bertentangan dengan nasionalisme. Islam mengajarkan cinta pada tanah air. Fahri menyampaikan tentang Pancasila juga, bahwa meski dia di luar negeri, Pancasila selalu ada dalam hatinya,” tegasnya.
Kang Abik berpendapat, dunia Islam sekarang terus berkembang. Dia sudah berkeliling ke berbagai negara, di antaranya ke Australia, Jepang, Amerika, dan Eropa. “Perkembangan Islam luar biasa, di Indonesia juga kita menemukan anak-anak muda memiliki kepedulian, memiliki ghiroh, dan belajar sungguh-sungguh mengenai Islam,” ungkapnya bangga.
Meski demikian, Kang Abik, sangat menyayangkan, karena masih banyak masyarakat yang acuh tak acuh.
“Banyak yang tak peduli pada Islam. Sisi berikutnya adalah sisi penghayatan yang masih kurang mengenai inti Islam. Persatuan itu kan inti Islam. Terasa sekali persatuan menjadi barang yang harus diperjuangkan. Terutama di Timur Tengah, dimana wahyu Allah diturunkan. Sekarang kondisinya sangat menyedihkan, karena di antara penghayatan inti Islam, masih sangat dangkal. Hal-hal yang sifatnya cabang yang menjadi perhatian, tapi intinya kurang diperhatikan,” bebernya.
Ia melihat anak muda jaman sekarang banyak yang kreatif. Betapa Kang Abik bangga. Itu segi positif.
“Tantangan kita adalah tantangan literasi. Literasi kita kan belum rampung, membaca yang benar belum rampung, tapi kemudian masuk media sosial. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda kita sehingga pemanfaatannya kurang maksimal,” katanya.
Kang Abik berharap, semua bersatu, bersama-sama untuk mengaatasi masalah soal kesenjangan literasi agar bangsa Indonesia tak tertinggal jauh. “Kalau bukan kita sendiri yang berbuat untuk bangsa kita, lalu siapa lagi,” tandasnya.