Fenomena ‘Fellow Travellers’ terhadap Komunis Masa Kini
BANDUNG — Ideologi akan selalu muncul dan pada zamannya dan akan selalu ada orang-orang yang tertarik. Ideologi komunis tidak pernah mati, namun bagi umat Islam ideologi ini sangat bertentangam dengan nilai-nilai Islam.
“Sejarah Indonesia begitu kental mengabarkan kepada kita bagaimana Islam selalu dirusak dan dihancurkan oleh ideologi ini,” kata Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Barat, Mahfudi dalam Diskusi Buku ‘Kaum Islam Menjarah’ bertajuk ‘Mengapa Islam Menolak Ideologi Komunisme’ di Islamic Festival & Book Fair 2017 Jawa Barat di Pusdai Bandung.
Doktrin Lenin menyebutkan tidak penting seseorang terdaftar menjadi anggota suatu partai komunis, yang penting ia membela komunis. Ketika para penentang komunisme menyerah, mereka akan membela komunis. Mereka inilah yang oleh Lenin disebut fellow travellers.
Menurut Mahfudi, fenomena hari ini, banyak anak-anak muda yang semangat berapi-api atas nama hak asasi manusia, atas nama demokrasi dengan gampangnnya membela praktik-praktik komunisme bahkan ideologi komunis.
“Mereka sambil mengatakan saya bukan orang komunis. Itulah yang disebut strategi The Fellow Travellers. Kata Lenin akan lebih mudah menaklukan suatu wilayah/negara dengan fellow travellers,” tutur Mahfudi, Kamis.
Pada zaman sekarang, lanjut Mahfudi, sepertinya tidak tampak komunis itu. Apa itu dalam bentuk formal seperti dalam bentuk partai komunis, dan sebagainya. Tapi, menurut Mahfudi, mereka tetap tumbuh dan berkembang bahkan dalam kadar tertentu sudah memperlihatkan gambar atau identitas dirinya meskipun belum secara eksplisit.
“Janganlah kita menjadi fellow travellers, karena fellow travellers atau yang ketemu di jalan (orang yang ikut-ikutan saja) adalah orang-orang yang tidak merasa diri dia adalah seorang komunis tetapi bersimpati terhadap komunisme,” imbuhnya.