PESISIR SELATAN — Cuaca ekstrem masih melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar). Tidak hanya berlangsung hujan yang cukup lama, tapi turut terjadi angin kencang. Kondisi ini, membuat para nelayan urung melaut untuk menangkap ikan.
Lampai, salah seorang nelayan di Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, mengatakan, cuaca ekstrem hampir berlangsung selama dua pekan ini. Akibatnya, gelombang laut pun mencapai dua meter, sehingga sangat berisiko untuk melaut
“Kalau sudah hujan badai, maka di laut pun terjadi gelombang laut. Kondisi yang ketinggian gelombang mencapai dua meter itu sangat tidak memungkinkan untuk menangkap ikan di laut,” katanya, Senin (4/12/2017).
Ia mengaku, dengan hal yang demikian membuat membuat para nelayan merasa dilema. Hasil pendapatan yang diperoleh pada musim sebelum hujan ini, sudah menipis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama dua pekan tidak lagi melaut.
Tidak hanya itu, harga ikan juga mulai merangkak naik di pasaran. Seperti di Pasar Ikan Surantih, harga ikan tongkol berat 2 kilogram mencapai Rp40.000. Biasanya, harga ikan tongkol hanya berada di kisaran Rp25.000 – Rp35.000 untuk berta dua hingga tiga kilogram nya.
“Saat ini di pasar masih ada yang jual ikan, meski ada nelayan yang urung melaut. Hanya saja ikan yang dijual di pasar lebih mahal dari hari biasanya,” ucapnya.
Menurutnya, kebanyakan ikan yang dijual saat ini di pasar, merupakan hasil tangkapan dari pukat tradisional. Mengingat, daerah Sutera cukup banyak nelayan pukat tradisional. Ikan hasil tangkapannya bermacam-macam, mulai dari gembolo, meledang, mancilak, aso-aso, dan tongkol.