“Rata-rata warga sini menebang sendiri dan dibantu beberapa orang, sehingga satu pohon menghasilkan bersih rata-rata 3 kubik. Tapi, saya tidak mau repot menebang, jadi ketika ada pembeli datang, mereka saya suruh tebang sendiri, kemudian satu pohon yang seharusnya isi 3 kubik, saya hanya hitung 1 kubik. Biarlah mereka dapat untung juga,” ucapnya.
Ia menjelaskan, kebun sengon yang dimiliki ada 2 hektare dan ditanam sekitar empat tahun lalu. Lahan sengon tersebut sebelumnya merupakan kebun karet yang sudah ia tebang, karena harga karet mentah terlalu anjlok.
“Dulu saya punya kebun karet 7 hektare, kini tinggal 5 hektare, karena yang 2 hektare sudah jadi kebun sengon dan sudah panen. Saya juga punya sengon di lahan lainnya yang kini berumur 1,5 tahun dengan diameter sekitar 20 cm. Meski baru 20 cm, tapi sudah ada yang menawar, namun saya tidak mau jual karena masih terlalu kecil,” tutur Lawing. (Ant)