Panen Janten Tingkatkan Pendapatan Petani Lamsel
LAMPUNG — Produktivitas tanaman jagung milik sejumlah petani di wilayah Kecamatan Sragi kabupaten Lampung Selatan cukup melimpah dengan datangnya musim hujan saat tanaman jagung yang dibudidayakan berusia lebih dari 40 hari.
Produksi jagung itu mulai menghasilkan janten atau dikenal dengan slipi yang merupakan jagung muda bahan baku sayuran tradisional di sejumlah warung makan dan restoran.
Menurut Tumini,salah satu warga Desa Baktirasa Kecamatan Sragi dari lahan seluas satu hektare ia bisa memanen sekitar lebih dari 500 kilogram janten atau sekitar 50 karung janten memasuki usia jagung miliknya berumur 50 hari.
Pemanenan janten atau jagung muda tersebut bukan tanpa alasan dilakukan menurut Tumini sebab dengan pertumbuhan jagung yang subur satu batang tanaman jagung bisa menghasilkan dua hingga tiga tongkol jagung.
Sebagai upaya meningkatkan bobot pada buah jagung salah satu upaya dilakukan dengan melakukan pengurangan populasi pada batang jagung yang berbuah dua hingga tiga tongkol harus dilakukan pengurangan hingga tersisa satu tongkol.
“Tekhnik ini sebetulnya sudah lama dilakukan petani awalnya hanya dimanfaatkan sebagai sayuran untuk kebutuhan keluarga namun seiring dengan permintaan akan sayuran janten justru sekarang banyak pengepul janten meminta dipasok jagung muda untuk dijual ke pasar,” kata Tumini saat dijumpai Cendana News tengah melakukan pemanenan janten di kebun jagung seluas satu hektare miliknya, Senin (27/11/2017)
Pengurangan jumlah tongkol jagung sejak masa muda berbentuk janten tersebut memiliki tujuan agar dalam setiap batang jagung hanya tersisa satu tongkol jagung. Cara ini membuat pertumbuhan akan lebih maksimal dan mempengaruhi produktivitas buah yang kerap dijual dengan sistem pemipilan.