Musim Hujan, Perajin Bata Merah Kesulitan Bahan Baku

BANJAR – Di saat musim penghujan, para perajin bata merah di wilayah Kota Banjar, mengalami berbagai macam kendala. Salah satunya yaitu kendala bahan baku, berupa tanah yang dijadikan bahan dasar untuk membuat bata merah tersebut.

Seperti yang dialami para perajin bata merah di Lingkungan Cipadung, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat. Para perajin di wilayah tersebut, selain mengalami kesulitan utama soal tanah sebagai bahan dasar untuk membuat bata merah, juga mengalami masalah proses pengeringan dan penjualan.

Salah seorang perajin bata merah, Turimin (42) mengungkapkan, kondisi seperti ini rutin terjadi setiap tahun. Jika musim hujan datang, dirinya dan perajin bata merah lainnya yang ada di wilayah tersebut, selalu mengalami kesulitan tiga hal tersebut.

Menurut Turimin, para perajin bata merah di wilayah tersebut mengandalkan tanah yang ada di sekitar bantaran Sungai Citanduy. Jika musim penghujan, Sungai Citanduy arusnya besar sehingga para perajin bata merah kesulitan untuk mencari tanah sebagai bahan dasar pembuatan bata merah tersebut.

Menurut Turimin, para perajin bata merah di wilayah tersebut, saat musim penghujan seperti sekarang, hanya bisa memproduksi bata merah sebanyak 500 buah per hari. Itu pun di saat bahan baku sedang ada. Jika bahan baku tidak ada, para perajin bata merah mencari pekerjaan lain. Misalnya menjadi kuli, pergi ke sawah, dan pergi ke hutan. Itu semua dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

“Di saat musim kemarau para perajin bata merah bisa memproduksi dengan jumlah banyak, sedangkan di saat musim penghujan datang, para perajin bata merah hanya bisa memproduksi sekitar 500 buah per hari. Itu jika bahan baku ada. Untuk harga bata merah saat ini sekitar Rp430 per buah. Harga tersebut merupakan harga standar para perajin bata merah yang menjual bata merahnya kepada para bandar dan pemilik toko bangunan,” katanya.

Lihat juga...