Kesunyian Pulau Kopiah, Surga Pecinta Petualang di Ketapang
Nanda menyebut, nelayan akan dengan senang hati mengantarkan wisatawan berkeliling pulau dan dengan setia menunggui wisatawan yang akan berlama-lama menikmati suasana pantai, termasuk untuk mengambil objek foto untuk pranikah (prewedding) dan penghobi fotografi landscape.
Nanda yang menyukai fotografi landscape untuk koleksi pribadi di blog yang dimilikinya, melakukan beberapa kali kunjungan untuk mencari spot foto yang terbaik, khususnya saat kondisi air laut surut.
“Saat terbaik mengunjungi Pulau Kopiah adalah ketika air surut, meski kita harus membantu nelayan mendorong perahu untuk berangkat ke pulau, karena pantai yang dangkal, tapi hal tersebut bisa menjadi petualangan yang menarik”, beber Nanda.
Mengunjungi Pulau Kopiah, kata Nanda, menjadi sebuah petualangan yang mengasyikkan, karena terasa berada di sebuah pulau pribadi tanpa ada keramaian. Bahkan, tanpa ada bangunan satupun di lokasi pulau yang luasnya tak lebih dari 500 meter persegi tersebut.
Pohon-pohon mangrove dan waru laut yang menjadi vegetasi alami sekaligus batu-batu hitam yang utuh sisa bukti kedahsyatan ledakan Gunung Krakatau pada 1883, bahkan teronggok tak beraturan, namun justru menjadi objek untuk berswafoto lengkap dengan akar-akar nafas pohon mangrove serta pohon waru terkena abrasi.