AMUNTAI – Musibah banjir yang merendam puluhan hektare sawah di Kabupaten Hulu Sungai Utara selama dua pekan terakhir tidak mempengaruhi ketersediaan sembilan bahan pokok, selama menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2018.
Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Muhammad Rafiq di Amuntai, Jumat mengatakan, musibah banjir tak pengaruhi ketersediaan sembako karena umumnya masyarakat HSU mengkonsumsi beras unus dari Gambut Kabupaten Banjar.
“Hampir tiap tahun tidak ada gejolak terkait ketersediaan stok sembako di Kabupaten Hulu Sungai Utara, jika pun ada kenaikan harga pada komoditi tertentu disebabkan ulah distributor ‘nakal’ saja,” ujar Rafiq.
Dikatakan, gejolak harga sembako biasanya lebih sering terjadi jelang Hari Raya Idul Fitri ketimbang Natal dan pergantian tahun.
Apalagi di Kabupaten HSU sudah ada tim Pokja ketahanan pangan dan tim pengendalian inflasi daerah selalu bekerja mengawasi distribusi dan gejolak harga pangan.
Tim ini terdiri dari gabungan SKPD terkait seperti Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, termasuk instansi Polri dan TNI yang ikut tergabung di dalamnya.
Meski diakui akibat banjir yang terjadi baru-baru ini beberapa komoditi pangan seperti cabe merah biasa, dan ikan gabus (haruan) mengalami kenaikan harga di Pasar Kota Amuntai berkisar Rp5.000 per kg, dan daging ayam ras naik Rp1.000 per kg, namun demikian secara umum ketersediaan bahan pangan masih mencukupi.
Demikian pula harga LPG 3 kg masih normal di kisaran harga Rp23 ribu per tabung, namun LPG 12 kg mengalami kenaikan dari Rp150 ribu menjadi Rp160 ribu per tabung serta minyak tanah naik dari Rp10 ribu menjadi Rp10.500 per liter. (Ant)