Puluhan Tahun Warga Desa Kalirejo Andalkan Singkong

Usaha rumahan pembuatan opak singkong, menurut Samiem, menjadi usaha kecil yang banyak dilakukan oleh warga sekitar. Bahkan, ada sekitar puluhan warga lain yang juga membuat opak singkong, karena permintaan yang cukup besar dari para pedagang pengepul. Opak singkong merupakan kerupuk dari singkong yang dibuat dengan cara mengolah singkong mentah lalu direbus, setelah matang ditumbuk dalam lumpang hingga halus dan diberi bumbu berupa garam dan ketumbar.

Setelah diberi bumbu dengan cara diuleni, adonan dipipihkan menggunakan botol dan dicetak menggunakan piring, sehingga bentuknya menjadi bulat dan dijemur dalam plastik, sehingga mudah dilepas saat kering. Opak singkong yang sudah dikeringkan akan dikumpulkan dengan cara diikat menggunakan tali bambu sebanyak sepuluh opak per tali dan dijual seharga Rp2.000, yang diambil oleh pedagang pengecer dengan jumlah opak yang berhasil dibuatnya mencapai 500 buah per hari.

“Permintaan opak singkong banyak saat hari pasaran karena dijual oleh pengecer ke pasar untuk dipasarkan ke pedagang warung, terutama warung sekolah yang menyajikan menu camilan opak”, terang Samiem.

Selain opak yang memberinya penghasilan uang ratusan ribu, Samiem juga membuat gaplek dengan proses merendam singkong yang sudah dikupas lalu menjemur singkong yang sudah dikupas dan saat sudah dikeringkan selanjutnya akan direndam. Saat gaplek sudah jadi selanjutnya akan dibuat tiwul dengan cara dihaluskan menggunakan lumpang dan alu untuk dijual di pasar dengan harga Rp8 ribu per kilogram.

Tiwul yang dibuat Samiem dijual kepada pembuat kue-kue tradisional yang kerap membelinya dalam jumlah sekitar 20 kilogram, termasuk membeli opak singkong yang dijual sebagai camilan. Banyaknya permintaan tersebut membuat dirinya masih terus memproduksi makanan tradisional tersebut sebagai usaha rumahan sekaligus memberi penghasilan baginya.

Lihat juga...