Arif Kelola Hutan dan Sungai Kiat Warga Tanjungheran Jaga Pasokan Air

LAMPUNG—Tinggal di kawasan yang berbatasan dengan wilayah hutan lindung Gunung Rajabasa dengan adanya pal (patok) kawasan hutan dengan kawasan perkebunan penduduk tidak lantas membuat warga merambah hutan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi sebesar besarnya tanpa memikirkan konservasi atau pelestarian hutan.

Kondisi masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam berupa hutan buatan jati yang cukup luas di Desa Tanjungheran berikut kawasan hutan lindung dengan vegetasi tumbuhan alami tersebut dibenarkan oleh Syahbudin, Kepala Desa Tanjungheran.

Ia menyebut hutan lestari dan menyatu dengan alam merupakan kearifan lokal masyarakat yang sebagian besar bersuku Sunda dan berasal dari Jawa Barat yang tetap kental mempertahankan kehidupan menyatu dengan alam.

Keberadaan hutan Gunung Rajabasa yang memberikan dua sumber anak sungai diantaranya sungai Tarikolot dan sungai Tanjungheran bersumber dari mata air Dusun Jati yang berdekatan langsung dengan hutan Gunung Rajabasa dan menyatu menjadi aliran anak Sungai Way Pisang telah dimanfaatkan masyarakat sejak puluhan tahun silam secara turun temurun untuk sumber air minum dan pengairan lahan pertanian.

Pada sektor kehutanan dengan bermunculan banyak sumber mata air dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa merusak kawasan hutan melalui penyediaan air bersih yang disalurkan dengan sistem pipanisasi bagi sebanyak tiga dusun dan satu dusun mendapat fasilitas bantuan pemerintah melalui penyediaan sumur bor.

“Bagi masyarakat kami hutan yang lestari merupakan kebutuhan dan dianggap sebagai ibu bumi penyedia air bagi semua makhluk hidup dan masih bisa bermanfaat bagi masyarakat selama bertahun tahun,” beber Syahbudin kepada Cendana News dalam satu kesempatan terkait pengelolaan lingkungan kehutanan di desa tersebut.

Lihat juga...