SURABAYA — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang melakukan kajian standardisasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bidang perkapalann, karena minimnya komponen kapal yang terbuat dari produk dalam negeri.
“Masih belum ada standadisasinya untuk setiap komponen kapal, sehingga produksi-produksi massal belum bisa dilakukan. Oleh karena itu kini kami bekerja sama dengan pihak perindustrian melakukan kajian tersebut,” kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Wahyu Widodo Pandoe di Surabaya, Selasa (5/9/2017).
Wahyu yang ditemui usai acara Simposium Internasional Kemaritiman yang digelar BPPT di Surabaya mengaku, dengan adanya kajian TKDN diharapkan produk kemaritiman, khusunya kapal, ke depannya akan mempunyai standar, dan bisa diproduksi secara massal.
“Selama ini secara material belum ada standardisasinya, mungkin akan kami dorong ke sana, dan ini memang membutuhkan waktu cukup lama, dan akan dilakukan secara bertahap,” katanya.
Wahyu mengatakan, saat ini TKDN bidang perkapalanl masih minim sekitar 30 hingga 35 persen, dan dengan adanya kajian bisa ditingkatkan lebih tinggi.
“Target pemerintah untuk TKDN adalah setinggi mungkin, bisa mencapai 60 hingga 70 persen, namun itu membutuhkan waktu lama dan sesuai rencana kami bisa tercapai 20-25 tahun lagi,” katanya.
Wahyu mengakui, TKDN adalah tugas bersama dan bukan hanya BPPT, serta dibutuhkan sinergi antarkementerian lembaga dengan koordinasi Menkomaritim, karena di dalamnya ada kemampuan desain dan pemakai kapal.
“Untuk saat ini yang paling susah adalah permesinan kapal, karena komponennya cukup banyak dan terdiri dari komponen kecil dulu seperti turbin,” katanya.