Tarian Asal Lautan Pasific Dimainkan di Festival Budaya Keerom

KEEROM – Pate-Pate, salah satu tarian asal Samoa, Lautan Pasific menjadi magnet bagi pengunjung dalam Festival Budaya IV Kabupaten Keerom, Papua, sekaligus menyambut HUT Ke-72 RI. Menariknya, tarian ini dibawakan sejumlah repatrian asal PNG.

Pembina Sanggar Samoa Pasific, Nelcy Ibo. -Foto: Indrayadi T Hatta

Berbagai ragam budaya dipertontonkan dalam Festival Budaya Kabupaten Keerom IV 2017, terpusat di lapangan Swakarsa, Kampung Asyaman, Distrik Arso. Digelar sejak 2 Agustus, lalu, hingga penutupan hari ini, mampu menyedot pengunjung dari kabupaten setempat, bahkan lainnya serta beberapa kampung dari Negara Papua New Guinea (PNG).

Mengangkat tema ‘Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang berbudaya, Pesona Indonesia, Pesona Keerom’, puluhan stand dari instansi pemerintahan serta kelompok seni-budaya, bahkan kelompok tani pun turut ambil bagian dalam festival tahunan ini.

Sebelum festival ditutup secara resmi oleh Wakil Bupati Keerom, Muh. Markum, sembilan penari, tujuh di antaranya repatrian dari PNG tahun 2011 menjadi magnet bagi sekitar 300-an pengunjung di lapangan Swakarsa.

Sembilan orang ini memperagakan tarian Pate-Pate yang telah dikenal di Samoa, Lautan Pasific, namun asing bagi sebagian besar warga Kabupaten Keerom. Pate-pate sendiri diambil dari nama seorang akusisi keturunan Jerman yang pernah menjajah di negara bagian Samoa, lautan Pasific.

“Penari-penari ini repatriasi yang dipulangkan dari Papua New Guinea (PNG) ke Indonesia, tahun 2011 lalu,” kata Nelcy Ibo, Pembina Sanggar Samoa Pasific, Jumat (4/8/2017).

Lihat juga...