“Sebagai pusat pembinaan umat, hendaknya masjid dapat membuat kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat bagi masyarakat atau jamaahnya. Selanjutnya masjid sebagai pusat persatuan umat merupakan tempat bertemunya jamaah yang akan melaksanakan ibadah sehingga selain beribadah akan terjadi interaksi dan silaturahmi antarumat islam,” katanya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman Sungkana mengatakan menara Masjid Agung Sleman direncanakan sesuai Rencana Anggaran Biaya(RAB) sebesar Rp11,5 miliar dan pada Tahun Anggaran 2017 ini APBD Kabupaten Sleman menganggarkan sebesar Rp8 miliar, sehingga masih diperlukan anggaran lagi untuk biaya penyempurnaan menara tersebut sebesar kurang lebih Rp3,5 miliar.
“Dalam tender dimenangkan oleh penyedia jasa PT Anggasza Widya Ridhamulya sebesar Rp7,955 miliar. Desain Perencanaan dilaksankan oleh CV Waringin dan konsultasi pengawas PT Arsigraphi,” katanya.
Menurut dia, konsep bangunan menara tersebut mengacu corak bangunan utamanya Masjid Agung Sleman yaitu bangunan klasik bernuansa Jawa.
“Maksud dan tujuan bangunan menara ini adalah sebagai bangunan penunjang masjid yang memiliki multifungsi antara lain menunjang fungsi siar agama Islam, menunjang segala kegiatan kerohanian/keagamaan Masjid Agung Sleman, fungsi rekreatif religi di komplek Masjid Agung Sleman, sebagai penanda/ikon kawasan Pemda Sleman, fungsi Menara mercusuar nya Masjid Agung Sleman,” katanya.
Ia mengatakan, bangunan masjid terdiri dari delapan lantai dengan tinggi total 68 meter dan ketinggian yang bisa didaki pengunjung dengan lift di ketinggian 52 meter. (Ant)