Setelah Dibangun, Air Embung Payo Justru Mengering

TANAH DATAR — Embung yang ada di Jorong Payo Rapuih, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, yang yang dibangun untuk perikanan masyarakat setempat, tidak berjalan sesuai rencana. Embung yang semula telaga dengan sumber air alami tersebut kini bahkan cenderung kering.

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit saat berada di Embung Payo. -Foto: M. Noli

Embung dengan luas genangan 2,34 hektare dan volume tampungan 46.900 M3 itu, dibangun dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk konservasi, irigasi, air baku, perikanan dan pariwisata. Namun, tujuan itu hingga kini dinilai belum terealisasi.

Salah seorang warga di Payo, Mihibul Tibri, mengatakan, semula embung tersebut merupakan telaga dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Di dalamnya, dilepaskan ikan larangan yang dimanfaatkan untuk pembangunan Masjid Darussalam Payo yang tepat berada di pinggir embung.

Namun, setelah dibangun embung, hanya terdapat sekitar 5 titik dalam lokasi embung yang digenangi air. Itupun sekedarnya saja, dengan tinggi kegenangan berkisar 5 hingga 45 cm. Selebihnya, kering kerontang. Terutama yang berada sekitar pinggiran embung.

“Waktu masih menjadi telaga, setiap kali musim panen ikan, telaga ini dulunya dapat menghasilkan hingga puluhan juta rupiah bagi yang memancing ikan di dalam telaga itu, pada momen lomba memancing untuk umum. Kini dengan kondisi kering ini, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya, Senin (21/8/2017).

Apalagi, embung yang berada di atas puncak perbukitan, dan tidak adanya saluran air untuk masuk ke dalam embung itu, membuat embung sulit untuk menampung air. Akibatnya, embung Payo sulit menggenangi air.

Lihat juga...