SUNGAILIAT — Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan pertanian padi di lahan bekas tambang timah guna meningkatkan produksi beras petani di daerah itu.
“Kami bersama TNI Angkatan Darat sudah membuktikan bahwa bekas tambang ini bisa untuk pertanian padi,” kata Bupati Bangka Tarmizi Saat di Sungailiat, Sabtu (19/8/2017).
Ia menjelaskan bahwa panen padi di bekas tambang timah bulan lalu mencapai 4,9 ton per hektare atau mengalami peningkatan dari hasil panen sebelumnya 3 ton per hektare.
“Kami hanya menambah pupuk pospad, organik, dan kapur. Alhamdulillah, panen padi di bekas tambang bulan lalu meningkat,” ujarnya.
Tarmizi mengatakan bahwa biaya pengembangan pertanian padi di lahan bekas tambang ini lebih murah daripada membangun sawah-sawah baru yang membutuhkan biaya besar dan waktu relatif lama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
“Air di lubang bekas tambang ini dapat dimanfaatkan sebagai irigasi sehingga petani tidak lagi mengandalkan hujan untuk memulai menanami padi,” ujarnya.
Menurut dia, potensi bekas tambang untuk dijadikan lahan sawah cukup besar seiring dengan ketersediaan lahan bekas tambang yang belum dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, dan perikanan yang masih relatif kecil karena kendala status lahan masih dikuasai perusahaan tambang tersebut.
Berdasarkan data saat ini, luas lahan bekas tambang di Kabupaten Bangka mencapai 26.000 hektare. Lahan ini belum direklamasi dan dikelola dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap perusahaan menghibahkan lahan bekas tambang kepada pemerintah daerah atau masyarakat dan kami siap mengelola lahan tersebut menjadi lahan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.[Ant]