Konservasi Bambu di Sungai Way Pisang Bantu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
LAMPUNG – Jajaran pohon bambu berbagai jenis di bantaran Sungai Way Pisang yang melintasi Desa Sukabakti, Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, terlihat kokoh. Sebagian besar ditanam secara sengaja dan sebagian tumbuh secara alami sejak puluhan tahun silam.
Karto (59) menyebut, menanam sekitar lima rumpun pohon bambu jenis bambu kuning, bambu ori, bambu hitam, dan bambu tali sejak belasan tahun silam di daerah aliran Sungai Way Pisang yang berada di bawah pengawasan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.
Pengalaman kerap dilanda banjir akibat luapan sungai yang berjarak 100 meter dari rumahnya, membuat ia dan masyarakat meminta pembangunan tanggul dan terealisasi sejak dua tahun terakhir.
Tanggul yang melindungi warga sekaligus pengerukan dan pelebaran sungai, membuat masyarakat tak lagi was-was terendam banjir kala musim hujan yang ternyata merugikan masyarakat secara ekonomi. Bahkan mengganggu aktivitas rutin mereka. Selama tanggul belum dibangun dan setelah dibangun Karto menyebut, telah menanam rumpun bambu atas keinginan sendiri akibat pengalaman pohon bambu tersebut terbukti efektif menahan gerusan air dan melindungi rumahnya dari terjangan banjir. Selain itu bambu yang ditanam memiliki banyak manfaat lainnya.
“Penanaman bambu awalnya hanya sebanyak dua-tiga batang sebagai bibit dengan jarak tanam lima meter. Selanjutnya berkembang menjadi banyak dan hingga kini sudah dipanen beberapa kali untuk berbagai keperluan,” terang Karto, warga Dusun Rantau Makmur, Desa Sukabakti, Kecamatan Palas yang ditemui Cendana News tengah membersihkan rumpun bambu tali miliknya di bantaran Sungai Way Pisang, Rabu (30/8/2017).