Tanam Rumput Gajahan, Peternak Raup Untung Puluhan Juta

Menanam rumput gajahan yang sudah dilakukannya sejak tiga tahun terakhir bersamaan dengan keputusannya beralih dari usaha penggemukan sapi ke usaha pembibitan sapi jenis limosin dan simental.

Peralihan dari usaha penggemukan tersebut menurut Marwanto karena usaha penggemukan sapi tidak memberikan keuntungan baginya secara maksimal dengan beban operasional untuk pakan dan pemeliharaan cukup besar berbeda dengan pembibitan sapi yang bisa memberikan keuntungan baginya dalam kurun waktu tidak sampai dua tahun.

Memiliki lahan dua hektar dimanfaatkannya untuk menanam rumput gajahan sebanyak setengah hektar, sementara sisanya dipergunakan untuk menanam jagung manis, pisang dan kelapa.

Memberikan pakan rumput gajahan [Foto: Henk Widi]
Sumber pakan yang berlimpah diakui oleh Marwanto karena saat musim panen padi dirinya bisa mencari jerami sepulang dari berjualan sayur di pasar pada sejumlah areal persawahan sementara saat musim kemarau dirinya masih memiliki stok rumput gajahan.

Kebutuhan akan rumput gajahan bagi sebanyak 15 ekor sapi dengan sebanyak 10 ekor indukan dan sebanyak 5 ekor anakan tersebut dalam sehari membutuhkan 8 ikat rumput gajahan atau sebanyak 8 kuintal yang diberikan dengan cara mencacah rumput tersebut di tempat pakan.

Penanaman rumput gajahan tersebut diakuinya bisa menghemat pemberian pakan sapi miliknya dan menekan biaya pakan hingga Rp2juta perbulan dibandingkan menggunakan pakan buatan.

“Saya selalu memberikan pakan jerami dan pakan rumput gajahan saja karena nutrisinya lebih bagus dan bagus untuk pertumbuhan indukan sapi yang sedang menyusui,” terang suami Kasminah tersebut.

Lihat juga...