
Jadi, garis kemiskinan yang digunakan untuk menghitung penduduk miskin Maret 2017 adalah Rp453.612 (kapita/bulan). Sukardi menyatakan, peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan makanan jauh lebih besar dibandingkan komoditi non makanan.
“Pada Maret 2017 itu sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 76,47 persen,” katanya.
Kondisi tersebut, kata Sukardi, apabila dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan , maka sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan di perdesaan sebesar 80,34 persen, lebih besar dibandingkan daerah perkotaan yang hanya 71,33 persen.
Sementara itu, Kabid Statistik Sosial BPS Sumbar Setio Nugroho menambahkan, meski jumlah penduduk miskin di Sumbar turun, namun penyebab utama kemiskinan di Sumbar ialah belanja rokok.
“Selain beras, rokok juga menjadi penyebab kemiskinan. Karena pengeluaran masyarakat cukup besar untuk membeli rokok,” ucapnya.
Menurutnya, dengan mengetahui penyebab kemiskinan, perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mengupayakan agar masyarakat di Sumbar tidak lagi mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli rokok.
“Data yang kita publis sekarang baru ruang lingkungpnya Sumbar, jadi September 2017 mendatang, data kemiskinan berdasarkan kabupaten/kota akan dirilis,” tutupnya.