Proyek Ambisius Pemerintah Masih Terkendala Dana
JAKARTA — Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Wahyu Utomo menyebutkan, saat ini Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo tengah berupaya mewujudkan program Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Salah satunya adalah dengan cara membangun berbagai macam proyek infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju di dunia lainnya,” sebutnya di Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian ini menjelaskan, saat ini jumlah proyek infrastruktur yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 oleh Presiden Joko Widodo totalnya berjumlah sekitar 245 macam, padahal sebelumnya totalnya hanya berjumlah sekitar 225 proyek.
“Perinciannya masing-masing ditambahkan 55 proyek baru, sedangkan 35 proyek diantaranya tidak jadi dikerjakan kerena berbagai alasan dan pertimbangan,” jelasnya.
Hingga saat ini total seluruh anggaran biaya investasi pembangunan senantiasa 245 proyek strategis tersebut diperkirakan mencapai 4.197 triliun Rupiah, padahal sebelumnya anggarannya hanya berkisar sekitar 3.064 triliun Rupiah.
Pemerintah saat ini tengah dihadapkan pada sebuah kenyataan, yaitu terbatasnya pendanaan terutama yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun Presiden Joko Widodo tetap bersikukuh dan percaya diri bahwa 245 proyek strategis akan tetap terwujud dalam waktu beberapa tahun ke depan.
“Saat ini Pemerintah sedang mencari sumber-sumber pendanaan atau anggaran untuk membiayai berbagai macam proyek pembangunan infrastruktur yang totalnya mencapai sekitar 245 macam, untuk sementara kita fokuskan mencari sumber pendanaan yang berasal dari APBN walaupun jumlahnya sebenarnya sangat terbatas, kemudian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah serta tentu saja juga melibatkan partisipasi dari pihak swasta atau investor,” kata Wahyu Utomo, Kamis sore (6/7/2017).