
“Kalau bentuk wisata ini sebetulnya bukan yang utama bagi kita, utamanya yaitu pendidikannya,” tuturnya.
Pada tahun 2011 akhir, Milkindo baru mulai dikembangkan sebagai wisata edukasi tapi jumlah pengunjungnya masih sangat sedikit. Mungkin dalam waktu tiga bulan hanya 1-2 sekolah yang datang ke Milkindo untuk belajar.
“Milkindo mulai ramai pengunjung pada akhir tahun 2016. Jadi terkenalnya tempat ini dari mulut ke mulut, mungkin juga dari guru-guru yang pernah datang kesini untuk berwisata edukasi,” kisahnya.
Bagus menyebutkan, wahana permainan yang ada di Milkindo diantaranya berkuda untuk melatih anak agar berani dan melatih keseimbangan. Kemudian ada wahana memanah untuk melatih konsentrasi anak. Wahana trampolin untuk melatih keberanian anak dan wahana kereta sebagai hiburan. Selain itu juga terdapat taman kelinci dimana anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan memberikan makanan kepada kelinci.
“Per wahana pengunjung diwajibkan untuk membayar tiket lagi. Wahana berkuda dan trampolin masing-masing 10 ribu rupiah. Sedangkan wahana kereta dan panahan 5 ribu rupiah,” jelasnya. Untuk wahananya sendiri sebenarnya merupakan bagian dari pengembangan untuk menunjang pendidikan anak-anak yang belajar disini. Karena konsep dari tempat ini adalah belajar sambil bermain.
Sementara untuk wisata edukasi, Milkindo menyediakan dua jenis paket wisata yakni paket 20 ribu dan 40 ribu. Untuk paket 20 ribu, pengunjung akan diberi informasi dan materi mengenai sapi perah mulai dari cara memberi susu dan makan kepada sapi kecil hingga praktik memerah susu sapi secara manual. Sedangkan untuk paket 40 ribu itu sudah termasuk biaya wahana.