KKP Minta Pertamina Atasi Kelangkaan BBM Nelayan
JAKARTA — Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, meminta Pertamina agar ke depan lebih memperhatikan stok ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), salah satunya untuk penyediaan BBM bagi para nelayan yang tinggal di daerah terpencil, terluar dan terdepan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Susi, selama ini para nelayan yang tinggal di daerah tersebut mengaku sering kesulitan mendapatkan pasokan BBM, misalnya, Solar. Nelayan selama ini bersusah payah, karena keseluruhan harus mencari BBM ke sana-kemari sebelum melaut atau mencari ikan di perairan lepas pantai.
“Padahal, sebenarnya nelayan saat ini tidak terlalu mempermasalahkan harga BBM Solar bersubsidi, namun mereka cenderung lebih mementingkan ketersediaan BBM, meski harganya normal alias tidak perlu lagi disubsidi oleh Pemerintah”, kata Susi, dalam pidato penanda-tanganan kerjasama (MoU) antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan PT. Pertamina (Persero), di Gedung Mina Bahari IV, Lantai 16, Komplek Kantir Kementerian KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017).
Menurut Susi, Bahan Bakar Minyak, khususnya jenis solar, merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan oleh para nelayan atau pemilik kapal penangkap ikan untuk melaut dan mencari ikan, maka melalui kerjasama tersebut mudah-mudahan ke depan Pertamina mampu memenuhi kebutuhan BBM, terutama bagi para nelayan yang tinggal di daerah terpencil, terluar dan terdepan di Indonesia, sehingga diharapkan tidak ada lagi kelangkaan BBM.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Pertamina (Persero), Elia Massa Manik, dalam pidato sambutannya juga mengatakan, dengan adanya perjanjian tersebut, PT. Pertamina akan berkomitmen memenuhi pasokan BBM, terutama bagi para nelayan yang tinggal dan mencari ikan di daerah yang selama ini sulit dijangkau oleh layanan Pertamina, mudah-mudahan tidak akan ada lagi keterlambatan pasokan BBM, khususnya Solar bagi para nelayan.