AP Kebut Pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai Menjelang Pertemuan IMF

Pengurugan apron seluas sekitar 48 hektare itu, kata dia, merupakan cara yang bisa digunakan sedangkan metode tiang pancang dinilai berisiko salah satunya ancaman keamanan bandara.

Diperkirakan untuk memperluas apron tersebut akan menelan dana sekitar Rp1,34 triliun yang dapat menampung 10 parkir pesawat berbadan lebar.

Yanus melanjutkan jika menjadi apron, maka terminal VVIP akan dipindahkan ke sebelah timur tepatnya di area kargo internasional sehingga ketika ada kegiatan Kepala Negara dan tamu negara, akses menuju bandara tidak ditutup sementara sehingga penumpang bisa leluasa datang ke terminal.

“Lagoon” atau lahan pengolahan limbah yang berada di sekitar kawasan itu akan dipindahkan ke areal selatan bandara.

Selain itu pihaknya juga merencanakan akan menukar posisi terminal domestik dan internasional.

“Kenapa dikembalikan ke posisi semula? karena lahan bandara cuma 285 hektare, bagaimana mengemas agar kebutuhan dunia terpenuhi di Bali,” ucapnya.

Penukaran terminal internasional (di areal timur) menjadi di barat yang saat ini terminal domestik dan sebaliknya, lanjut dia, juga untuk mengelompokkan parkir pesawat kecil (domestik) dengan kode lahan C untuk berada di apron timur dan pesawat berbadan lebar yang biasanya rute internasional dengan kode lahan F, berada satu jalur dengan apron baru di sebelah barat.

Pihaknya juga akan memperluas lahan parkir pesawat di sebelah timur bandara atau lahan yang saat ini berada dekat dengan kuburan dengan kapasitas parkir pesawat mencapai 10 unit.

Sehingga total jumlah pesawat yang dapat ditampung pada lahan parkir (apron) barat dan timur bandara mencapai 20 “parking stan” atau menambah jumlah saat ini yang mencapai 37 dan 16 “parking stan”.

Lihat juga...