“Sebagai generasi tua, kami memiliki kepedulian untuk melestarikan musik tradisional yang sudah tak dikenal generasi muda, dan kami terus mengembangkan cara bermusik kami, mengombinasikan dengan alat musik modern, agar alat musik tradisional tetap bergairah dan menjadi raja di masyarakat kami,” terang Lukman, saat ditemui di Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Sabtu (18/3/2017).
Lukman mengaku, di bawah binaan Mualimin yang juga anggota DPRD Lampung Selatan tersebut, semua peralatan musik yang merupakan bantuan dari Pemerintah Daerah merupakan bentuk kepedulian Pemerintah dalam melestarikan musik tradisional. Hingga kini, jumlah anggota orkes gambus tunggal Lampung tersebut terdiri dari 15 orang, termasuk pengurus, pemain musik, bagian sound system serta bagian lain yang bertugas saat pemain orkes gambus tunggal Lampung manggung.
Meski masih berusia beberapa tahun, Lukman mengaku sebagai grup musik tradisional berbagai kendala masih dihadapi, di antaranya keterbatasan alat musik, kostum yang masih belum seragam serta susahnya mencari generasi muda untuk melestarikan kesenian tersebut.
Dominasi musik gambus yang dipadukan dengan alat musik lain, membuat orkes tersebut tak hanya menjadi musik gambus tunggal yang dikenal sebagai alat musik Lampung yang sudah jarang dimainkan. Gambus bahkan telah dimodifikasi dengan alat musik lain yang lebih beragam, dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan lagu-lagu Lampung yang bertransformasi menjadi orkes Lampung.
Saat tampil, beberapa pemain di antaranya pemegang alat musik Takdut dipegang oleh Lukman (42), Gambus dipegang oleh Ariri (43), alat musik Parkis dipegang oeh Samsudin (40) dan Sirap (34), alat musik Biola dimainkan oleh Asiari (40), Rytem dimainkan oleh Tarmizi (40) alat musik gendang Rampak oleh Jaya (46) dan Keyboar oleh Saifi (45).