Nelayan Mulai Ngebabang, Permintaan Solar di Muara Piluk Menurun

Aktifitas ngebabang layaknya berspekulasi karena dalam kondisi cuaca mendukung dan musim ikan jenis tertentu seperti ikan selar, tongkol, kembung serta jenis ikan lainnya bisa diperoleh dengan jumlah ratusan kilogram.

Namun terkadang hasil yang diperoleh pun tidak sesuai harapan, belum lagi hasil itu harus dibagi empat orang yang ditaksir kalau diuangkan hanya kurang dari 50 ribuan . Tak sebanding dengan waktu dan biaya pengeluaran untuk melaut.

Bakar ikan sebelum melaut

Sunding mengaku saat ngebabang tersebut terkadang dirinya tidak memperoleh tangkapan yang banyak, entah faktor apa, ikan-ikan sulit dijaring meski ia dan kawan-kawannya sudah pergi jauh di tengah laut. Nasibnya tak berubah dari hari ke hari bahkan lebih buruk akibat kondisi cuaca yang tidak menguntungkan bagi para nelayan yang melaut.

Sejumlah nelayan yang ngebabang merupakan nelayan yang siap mengambil resiko dan memiliki cukup modal sementara bagi nelayan tradisional yang tak memiliki modal cukup memilih beristirahat dan tidak melaut.

Aktifitas ngebabang dan sebagian nelayan yang tak melaut tersebut berdampak pada penjualan bahan bakar minyak (SPBN) Aneka Kimia Raya (AKR). Catur Udiyanto pengelola SPBN Muara Piluk mengaku permintaan solar yang menurun.

“Meski beberapa nelayan melakukan aktifitas ngebabang namun permintaan tidak banyak dan masih tersedia stok cukup banyak di bulan ini padahal pada masa normal kami sampai kehabisan stok,”terang Catur.

Beberapa nelayan yang melakukan aktifitas ngebabang tersebut diakui Catur selaku pengelola SPBN AKR Bakauheni mempengaruhi permintaan. Sebagian nelayan bahkan dipastikan akan kembali beberapa bulan ke dermaga Muara Piluk saat kondisi perairan pantai Timur membaik dan permintaan solar dipastikan akan kembali stabil.

Lihat juga...