Umat Hindu Ketapang Lampung Rayakan Pujawali

SABTU, 21 JANUARI 2017

LAMPUNG — Sejak pagi ratusan umat pemeluk agama Hindu di Kecamatan Ketapang yang berasal dari beberapa desa diantaranya Desa Sumbernadi, Desa Sumur, Desa Tri Dharmayoga, Desa Ruguk serta berasal dari beberapa kecamatan lain di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Timur memadati tempat ibadah umat Hindu di Pura Segara Batu Putih. 
Umat Hindu di Ketapang Lampung melakukan upacara Pujawali Pura Segara Batu Putih
Kedatangan umat Hindu Bali dari berbagai wilayah tersebut merupakan rangkaian kegiatan upacara peringtatan Pujawali (hari lahir) atau dikenal dengan Piodalan Pura Segara Batu Putih yang berada di tepi pantai Desa Ketapang Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. 
Menurut ketua Parisadhe Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Ketapang, I Nyoman Muryadi kegiatan uoacara peringatan kelahiran atau hari jadi Pura Segara Batu Putih bahkan dipastikan dihadiri sekitar 3.000 umat Hindu dari Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Timur.
Umat Hindu yang hadir bahkan mengenakan udeng atau ikat kepal khas ciri masyarakat Hindu Bali yang ada di Lampung untuk memperingati hari lahir pura dari berbagai kalangan baik tua, muda. Pujawali atau Odalan tersebut menurut I Nyoman Muryadi sudah dipersiapkan sepekan sebelumnya karena melibatkan umat Hindu dari berbagai wilayah. 
Pemusik mengiringi persembahyangan dengan iringan musik untuk persembahyangan
Adapun susunan acara dalam peringatan Pujawali Pura Segara Putih tersebut diantaranya para sulinggih minggat Kawasan Ngarga Tirta, melaksanakan pecaruan (Buta Yajnya), penyucian sarana dan prasarana keseluruhan, melakukan purwa saksika, penampilan tari Rejang dewa, tariu Gambyong Pareanom, tari Topeng Surakarta serta sembahyang bersama dan kegiatan dharma wacana.
“Selain itu karena umat Hindu Bali di Kecamatan Ketapang merupakan bagian dari masyarakat kecamatan maka kita juga mengundang unsur kecamatan untuk hadir dan memberi sambutan pada peringatan Pujawali Pura Segara Batu Putih ini,”ungkap I Nyoman Muryadi selaku ketua parisdhe Hindu Dharma Indonesia Kecamatan Ketapang dalam keterangannya di Pura Segara Batu Putih Ketapang, Sabtu (21/1/2017).
Kepala pos polisi Taman Sari Aipda Nurkholis dan anggota Polsek Penengahan melakukan pengamanan Pujawali
Upacara sakral tersebut ungkap I Nyoman Muryadi dikenal juga dengan “Paweton” dalam bahasa Jawa yang bertujuan agar pura dan umat Hindu yang hadir “dibersihkan” dan diberi keselamatan dalam kehidupan sehari hari. Ia mengungkapkan menurut konsep Hindu Pujawali diperingati selalu bersamaan dengan hari Raya Pagerwesi setiap 210 hari sekali.
Dalam siraman rohaninya ia juga mengungkapkan agar umat Hindu selalu dapat bekerjasama dalam melaksanakan upacara yadnya (Dewa Yadnya). Perayaan pujawali yang persiapannya dilakukan selama tiga hari sebelum hari H dan pada acara puncaknya dimulai pada pukul 18:00 WIB dengan melaksanakan upacara Bhuta Yadnya (Pecaruan) yang tujuannya memohon kepada para Butha Kala supaya senantiasa menjaga keharmonisan alam dan selanjutnya melakukan persembahyangan hingga pukul 22:00 WIB.
Umat terus berdatangan dari beberapa wilayah di Lampung Selatan dan Lampung Timur
Pelaksanaan upacara tersebut yang sudah digelar sejak tahun 2010 menurut I Nyoman Muryadi akan digelar setiap perayaan Pujawali. Selain dihadiri oleh Camat Ketapang Darsito, Kepala Desa Ketapang Sri Komala Dewi kegiatan upacara Pujawali tersebut juga mendapat pengawalan dari anggota Polsek Penengahan. Kepala Pos polisi Tamansari Kecamatan Ketapang, Aipda Nurkholis mengungkapkan pelaksanaan kegiatan Pujawali umat Hindu tersebut hingga siang ini berjalan lancar dan polisi akan terus melakukan pengamanan hingga kegiatan tersebut selesai pada pukul 22:00 WIB sebab sebagian umat Hindu masih terus berdatangan dari beberapa wilayah terutama dari Kabupaten Lampung Timur.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto : Henk Widi

Lihat juga...