“Gerakan Wanita Tani ini kita beri nama Wanita Jasmine. Ini karena kaum mudi NU dalam hal ini Fatayat NU akhir-akhir ini sebagian terlena dengan gadget, media sosial, dan lain sebagainya. Sehingga garapan utama yaitu pemberdayaan lingkungan sekitar sering terabaikan,” tekan Sri Lestari yang menjabat sebagai Ketua Fatayat NU Karanganyar tersebut.
Untuk itu, pihaknya mencoba mengenalkan lingkungan sekitar dengan memanfaatkan lahan tanah yang ada untuk bertani. Sebab, wilayah Karanganyar khususnya di Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo, masih memiliki lahan kosong yang cukup luas. Setidaknya, sudah ada 35 anggota yang masuk dalam Gerakan Wanita Tani tersebut. Sebagai langkah awal, Gerakan Wanita Tani ini sudah menanam pohon jambu dan delima hijau di lahan yang selama ini tidak termanfaatkan. “Kita bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Karanganyar untuk memberikan pelatihan,” imbuhnya.
![]() |
Sri Lestari bersama anggota Gerakan Wanita Tani Karanganyar. |
Istri Politisi PKB, Sulaiman Rosjid ini berharap, Gerakan Wanita Tani ini bisa menjadi gerakan yang diikuti oleh wanita lain di Indonesia. Terutama kalangan remaja putri agar lebih terampil. “Selain itu juga bisa menambah pendapatan untuk anggota maupun organisasi,” pungkas dia.
Jurnalis: Harun Alrosid / Editor: Satmoko / Foto: Harun Alrosid