Pasar Tradisional Pasuruan, Berkembang Pasca Dapat Dana PNPM

Hingga pada akhir 2016, lanjut Sidik, pengelola pasar mencatat ada sekitar 350 pedagang di Pasar Pasuruan, terdiri dari sekitar 34 pedagang pemilik ruko, ratusan pedagang yang menempati los atau lapak dan ratusan pedagang yang menempati hamparan. Luas areal pasar sendiri sekitar 750 meter persegi, dari total 10.000 meter persegi dikurangi bangunan sekolah di sekitar pasar tersebut.

Pasar Pasuruan dibagi menjadi dua lokasi berjualan, yaitu kering dan basah. Lokasi berjualan kering ditempati oleh para pedagang kain, perabotan rumah tangga serta barang-barang kering lainnya, sementara pasar basah ditempati para pedagang ikan, sayuran serta daging.

Pedagang yang bertambah dan tingkat kebutuhan masyarakat akan keberadaan pasar, membuat Pasar Pasuruan mengalami renovasi dengan adanya bantuan dari dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Pedesaan senilai Rp. 270 Juta, untuk penambahan los permanen. Sidik mengatakan, pembangunan los permanen dengan keramik dan atap genteng hanya dilakukan di beberapa bagian dengan mengubah bangunan kayu menjadi los bertiang beton dan atap genting.

“Beberapa los belum permanen, dan sementara masih kita usulkan agar ada perbaikan los menjadi permanen, terutama bangunan yang masih menggunakan kayu dan atap asbes,” terangnya.

Sebagai langkah untuk pemeliharaan, pengelola pasar membayar dua tenaga kerja kebersihan, yaitu Wagiyem dan Bariah, serta dua petugas salar, dua petugas keamamanan dan pengelola pasar. Beberapa pemilik los juga diwajibkan membayar uang sewa. Harga sewa los permanen di pasar tersebut sebesar Rp. 250.000, sedangkan los tidak permanen sebesar Rp. 185.000. Sementara untuk ruko atau kios, dikenakan biaya per meter sebesar Rp. 10.000, dan semua uang sewa tersebut dibayarkan pertahun kepada pengelola pasar. Sementara untuk uang salar, pedagang dikenai biaya Rp 1.000 per pedagang setiap hari pasaran.

Lihat juga...