Atasi Pendangkalan UPT PU Penengahan Lakukan Pembersihan

SABTU, 21 JANUARI 2017

LAMPUNG — Kondisi sungai Way Kekiling di Desa Kekiling Kecamatan Penengahan yang mengalami pendangkalan (sedimentasi) berakibat aliran irigasi bagi petani pengguna air mengalami hambatan. Mengatasi hal tersebut unit pelaksana tekhnis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kecamatan Penengahan dengan mengerahkan para petugas melakukan pembersihan dengan cara bergotong royong. 
Pembersihan bendungan menggunakan cangkul akibat sedimentasi
Menurut Budi Santoso, kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Penengahan pendangkalan sungai Way Kekiling kerap dibersihkan oleh petugas namun akibat banjir dan faktor material sampah yang terbawa arus sungai dari hulu berakibat sungai cepat kembali menjadi dangkal.
Beberapa material yang menimbun dan mengakibatkan sedimentasi pada aliran sungai yang dibendung dengan Bendungan Way Kekiling tersebut diantaranya material sampah rumah tangga berupa plastik, pecahan kaca, kayu, beling serta beberapa sampah yang terbawa arus sungai. Pendangkalan bahkan diperparah dengan tumbuhnya tanaman enceng gondok yang menyumbat sebanyak empat saluran irigasi ke beberapa bagian sehingga petugas terpaksa membuang tumbuhan enceng gondok liar yang menyumbat saluran air.
“Kita bersihkan sejak pagi. Untuk membersihkan material yang menyebabkan pendangkalan dengan peralatan seadanya karena pendangkalan terus terjadi sebelum semakin parah,”ungkap Budi Santoso, Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Penengahan saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (21/1/2017).
Setelah pembersihan endapan material lumpur, batu, sampah sampah tersebut diharapkan saluran air yang digunakan oleh masyarakat kembal normal dan tidak terjadi banjir pada musim penghujan. 
Keberadaan sungai Way Kekiling dengan Bendungan Way Kekiling tersebut sangat vital karena digunakan masyarakat di bagian bawah untuk pengairan lahan pertanian sawah, pemanfaatan untuk kolam serta digunakan untuk keperluan lain.
Berdasarkan pada keterangan yang tertera pada tulisan marmer di jembatan tersebut, jembatan Way Kekiling dengan nomor register 17.020.003 tersebut dibangun pada tahun 1979 dan bangunan bendungan Way Kekiling dibangun pada tahun anggaran 1999-2000.
Beberapa pendangkalan yang terjadi tersebut diduga diantaranya diakibatkan banyaknya masyarakat yang masih kurang mempedulikan kebersihan sungai. Bahkan saat dibersihkan petugas menemukan lusinan sendok, pecahan piring serta sampah sampah plastik yang dibuang dan mengakibatkan pendangkalan di dasar sungai.
Petugas Dinas PU UPT Penengahan bahu membahu membersihkan bendungan Way Kekiling
Menurut salah satu warga, Usman, Sungai Way Kekiling awalnya bisa mencapai kedalaman dua meter namun dari tahun ke tahun sampah, material tanah bahkan batu dan kerikil membuat sungai tersebut makin dangkal. Sebagian masyarakat kerap membersihkan bendungan tersebut namun saat musim penghujan dengan debit air yang besar dari arah Gunung Rajabasa ditambah sampah sampah yang terbawa arus sungai dan bersumber dari perumahan penduduk berakibat pendangkalan semakin parah. Ia berharap pendalaman sungai bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat escavator agar sungai tersebut kembali dalam dan bisa dimanfaatkan warga.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto : Henk Widi

Lihat juga...