Refleksi Akhir Tahun, Pj Walikota Jayapura Sebut Tiga Penyakit Masyarat Harus Diperangi Bersama

SABTU, 24 DESEMBER 2016

JAYAPURA — Dalam renungan dan refleksi sepanjang tahun 2016, terdapat tiga penyakit masyarakat yang harus diperangi bersama. Yakni, judi togel, ganja dan minuman beralkohol atau minuman keras (miras). Demikian ditegaskan Penjabat Walikota Kota Jayapura, Daniel Pahabol, Sabtu (24/12/2016).
Penjabat Walikota Kota Jayapura, Daniel Pahabol.
Dikatakannya HIV-AIDs dan penyakit seks menular lainnya adalah musuh bersama yang harus dicegah penularannya, kalau tak dicegah akan merusak simpul-simpul keluarga Kristiani yang terberkati. Ia mengajak seluruh warga Papua secara khusus yang ada di Kota Jayapura, untuk keluarga Kristiani, sebagai contoh dan panutan bagi siapa saja.
“Itu berarti kita  harus mengikuti contoh dan teladan keluarga kudus dari Nazareth, yang menjalani hidup secara baik, benar, sopan, dan bermartabat, menjadi keluarga kudus yang takut akan Allah. Dengan demikian, kita mencerminkan  kebersamaan  keluarga  Allah  di  Kota  Jayapura,” tuturnya.
Pada malam kudus yang indah hari ini, dirinya mengajak seluruh umat Kristiani Kota Jayapura, untuk menundukkan kepala dan merenungkan kembali kisah kelahiran Putra Allah di dalam hati dan hidup masing-masing, seraya memanjatkan puji syukur yang tak terhingga kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. “Atas anugerah  putra Allah-Tuhan kita Yesus Kristus, terlahir di kandang yang terhina di Betlehem, kita rayakan bersama dalam suasana damai dan suka-cita,” katanya.
Momentum perayaan Hari Natal dengan memaknai perjalanan umat Kristiani se-dunia, yang akan terus diperingati sepanjang  hayat, adalah momentum besar ketika Allah datang menyelamatkan umat-Nya melalui kelahiran putra-Nya untuk menebus dosa umat manusia. “Yesus datang sebagai juru selamat dunia, memberi hikmah terdalam bagi umat Kristiani, sebagai motivasi untuk membangun hidup dan kehidupan yang lebih Kristiani  dan bermartabat, yang membangkitkan kesadaran  moral  dan  etika kehidupan  yang  dikehendaki  Tuhan,” ujarnya.
Sejak  Desember  2015-2016, dijelaskannya perjalanan selama satu tahun ini seluruh umat mendapat suka dan duka, yang memberikan pengalaman manis dan pahit dalam perjalanan hidup ini. Semoga dengan kelahiran Putra Natal, semuanya dapat terhibur dan dikuatkan oleh Roh Allah yang menjelma menjadi manusia.
“Dalam Natal ini, kita harus berubah dari yang lama menjadi baru, tanpa perubahan, kita menjadi  kerdil, derajat kemanusiaan kita menjadi rendah, harus berubah dari waktu ke waktu, terarah kepada kesempurnaan, walaupun kesempurnaan itu suatu keniscayaan, tapi kita tak bisa mempertahankan manusia lama,  namun kita harus menjadi manusia baru,” katanya.
Ditambah lagi, implementasinya terletak pada perubahan sikap dan perilaku. Keluarga-keluarga Kristen harus menjadi yang terdepan dalam berperilaku dan bersikap baik, sopan, beretika dan bermartabat. “Hentikan perbuatan yang merusak jati diri pribadi dan keluarga. Kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak mencerminkan perilaku Kristiani yang patut dibanggakan, bahkan menjatuhkan martabat kita sebagai manusia,” tutupnya.

Jurnalis : Indrayadi T Hatta / Editor : Koko Triarko / Foto : Indrayadi T Hatta

Lihat juga...