Minim Pemasaran, Petani di Sumba Barat Enggan Tanam Kedelai

MINGGU, 18 DESEMBER 2016
WAIKABUBAK – Upaya pemasaran kedelai yang masih minim di Kabupaten Sumba Barat, membuat petani sulit memasarkan hasil produksi kedelainya. Sehingga, para petani di Kabupaten Sumba Barat pun tak antusias menanam kedelai. Petani berharap, agar para pengusaha atau perajin tempa membeli kedelai lokal, sehingga para petani setempat tak kesulitan memasarkan kedelainya.
Pemberian piagam dan pengharagaan kepada camat, penyuluh pertanian dan kelompok tani.
Para petani berharap agar industri pembuatan tempe dan tahu di Kabupaten Sumba Barat harus mengambil bahan baku kacang kedelainya dari petani di Sumba Barat, dan tidak mendatangkannya dari luar daerah. Demikian disampaikan Pelaksana Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat, Ir. Amos R. Dida, saat rapat evaluasi kinerja pelaksaan Upsus Pajale tingkat Kabupaten Sumba Barat di Aula Kantor Bupati Sumba Barat, pekan ini.
Dalam rilis yang diterima Cendana News, Amos mengatakan, target Pemetintah Pusat, tahun 2017 harus sudah swasembada pangan, sehingga dilaksanakan upaya khusus untuk mencapai target yang sudah ditetapkan itu. “Kebijakan pembangunan pertanian dilaksanakan dengan program Upsus Pajale, dengan target dan realisasi luas tanam padi, jagung dan kedelai harus ditingkatkan,” terangnya.
Amos meminta, ketersediaan pupuk bagi petani di setiap desa diperhatikan serta masyarakat harus terdaftar di kelompok tani. Selain itu, pengawasan pupuk dari penyalur ke petani harus benar.
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP3KP) Kabupaten Sumba Barat, Melkianus U.Lage, S.E., mengatakan, pembangunan pertanian diarahkan untuk tujuan pembangunan nasional, yaitu untuk menciptakan petani yang bermartabat, mandiri, adil dan makmur melalui peningkatan ketahanan pangan.
“Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara dan perseorangan, sehingga penting dilakukan agar kebutuhan pangan bagi masyarakat Sumba Barat bisa terpenuhi,” tuturnya.
Upsus Pajale, sebut Melkianus, merupakan satu kegiatan untuk meningkatkan target pembangunan pertanian, agar tercapai swasembada pangan berkelanjutan padi, jagung dan kedelai. “Agar peningkatan pelaksanaan Upsus bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka penting dilaksanakan pengawalan dan pengawasan oleh penyuluh pertanian,” tegasnya.
Dalam rapat juga disampaikan keluhan dari penyuluh pertanian dan petani terkait masalah yang dihadapi di desa, yakni pendampingan kelompok yang masih bersifat tradisional serta pelayanan pupuk dan bibit di kelompok tani yang masih kurang.
Selain itu, terdapat permasalahan, luas areal tanam baru agar diukur secara nyata, sehingga pada saat diberikan bantuan bisa sesuai dengan luas lahannya. Sementara itu, juga masih banyak lahan tidur yang tidak digarap. Para petani seperti disampaikan beberapa Kepala Desa, berharap agar lahan tidur tersebut diambil-alih oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Barat untuk diolah.
Hadir dalam kegiatan ini, Bupati Sumba Barat Drs. Agustinus Niga Dapawole, Wakil Bupati Sumba Barat, Marthen Ngailu Toni, SP., Dandim 1613 Sumba Barat, Letkol Inf. Fifin Zudi Syaifudin S.Pd., Plt. Kadis Pertanian  Ir. Amos R. Dida serta Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP3KP), Melkianus U.Lage, S.E
Juga turut hadir kepala bidang Statistik kabupaten Sumba Barat. Para Kabid Dinas Pertanian, Camat, Danramil, Babinsa serta kordinator Upsus Pajale tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa se-Kabupaten Sumba Barat.

Jurnalis : Ebed De Rosary / Editor : Koko Triarko / Foto : Ebed De Rosary

Lihat juga...