MINGGU, 2 OKTOBER 2016
TMII JAKARTA — Ketua Yayasan Seni Rupa Indonesia, Siti Hediati Soeharto atau dikenal dengan Titiek Soeharto selain didaulat menjadi juri dalam Kompetisi Nasional Seni Lukis Remaja (KNSLR) 2016, juga memberi perhatian sekaligus kagum dengan salah satu cabang dari Seni Lukis yaitu Seni Siluet Wajah, atau lebih spesifik lagi disebut Seni Gunting Siluet Wajah.

Seni Siluet merupakan pengembangan dari seni lukis. Jika seni lukis konvensional dilakukan dengan cara menggambar menggunakan kuas atau alat gambar lainnya, maka siluet bisa menggunakan gunting dengan media utamanya adalah kertas hitam.
Alasan memilih kertas hitam adalah karena kertas hitam tidak mengandung unsur anatomis dan dalam pembuatannya maka Seni gunting siluet wajah ini dilakukan dengan cara menggunting kertas tersebut untuk membuat spesifikasi kontur wajah seseorang dari samping.
Rekam spesifikasi kontur wajah dari samping ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan identitas seseorang.
” Artinya begini, jika nanti seseorang melihat hasil seni gunting siluet wajah milik saya ini maka orang langsung tahu bahwa ini adalah saya,” jelas Titiek Soeharto sambil menunjukkan lukisan siluet miliknya yang dibuat oleh seorang seniman siluet senior di TMII bernama Arif Sultoni atau dipanggil akrab dengan Toni.
Toni juga juga menimpali bahwa tidak sembarangan juga bagi seorang seniman untuk membuat gunting siluet wajah seseorang. Seniman tersebut harus memiliki skill, kepekaan akan anatomi, dan memori fotografi yang baik agar dapat merekam kontur wajah sesuai aslinya.
” Mungkin bisa saya katakan juga dengan sketsa. Jadi jika seseorang melihat sketsa ini yaitu hasil seni gunting siluet wajah yang saya buat untuk Ibu Titiek Soeharto maka orang akan langsung tahu bahwa gambar ini adalah Ibu Titiek tanpa harus melihat foto aslinya,” jelas Toni yang ternyata adalah seorang seniman siluet yang masuk kategori seniman pembuat siluet tercepat se-Asia Pasifik.
Melukis dalam seni gunting siluet wajah juga mengandalkan kecepatan. Dan kecepatan itu ada jika memang si seniman sudah melengkapi syarat-syarat yang sudah dijelaskan sebelumnya yakni : skill, kepekaan akan anatomi, dan memori fotografi yang baik agar dapat merekam kontur wajah sesuai aslinya.
” Walaupun seni siluet ini merupakan pengembangan dari seni lukis, namun seorang pelukis konvensional belum tentu bisa membuat siluet, akan tetapi seorang seniman siluet itu sudah pasti bisa melukis secara konvensional pada umumnya,” pungkas Toni yang sudah menjadi seniman siluet selama 30 tahun di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Dengan melihat fenomena dan kenyataan ini, Titiek Soeharto juga menyatakan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Yayasan Seni Rupa Indonesia akan terus berusaha memajukan dunia seni di tanah air terutama bagaimana untuk menemukan cara membina calon seniman siluet.
” Seni siluet ini sungguh luar biasa. Dan seseorang yang dikaruniai kemampuan membuat lukisan siluet adalah seorang seniman yang masuk kategori luar biasa juga. Ini harus mendapatkan perhatian serius juga kedepannya,” terang Titiek Soeharto.
” Sama dengan petani, yang harus terus disupport dengan pembinaan dan kesempatan untuk mengembangkan diri demi tercapainya ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan petani itu sendiri, maka seorang seniman jika dibina dengan serius dan diberi kesempatan maka ia akan berkembang dengan hasil-hasil atau karya-karya seni yang luar biasa dan otomatis hal itu akan berpengaruh juga pada pendapatannya sebagai seniman kedepannya,” pungkas Titiek Soeharto.

Setelah selesai dilukis oleh Toni dengan hasil siluet wajah, Titiek Soeharto juga menyempatkan diri berbincang-bincang sejenak dengan seniman tersebut sambil melakukan beberapa pengambilan foto yang menunjukkan siluet wajah Titiek Soeharto yang dibuat oleh Toni. Seluruh panitia KNSLR 2016 akhirnya mengikuti jejak Titiek untuk meminta dilukis siluet wajah oleh Toni.
” wah gak menyangka rejeki saya hari ini,” ucap Toni dengan gembira.
[Miechell Koagouw]