Gubernur Kalbar Himbau Masyarakat Dunia Rancang Pembangunan Ramah Lingkungan

RABU, 29 JUNI 2016

PONTIANAK — Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengajak masyarakat dunia untuk merancang pembangunan yang ramah lingkungan. Pengembangan green ekonomi ke depan juga yang ramah lingkungan seperti penanaman komoditas ramah lingkungan seperti kemiri sunan. Ini sebagai upaya nyata untuk mengurangi secara bersama-sama deforetasi.
“Kalimantan ini paru-paru dunia. Jadi bagaimana kita, membangun industri perekonomian di daerah ramah lingkungan. Sehingga tidak mempengaruhi perubahan iklim,” kata Cornelis, pada Pertemuan Publik Satuan Tugas GCF Indonesia di Pontianak, Rabu (29/6/2016).
Dikatakan, Kalbar sebenarnya sudah musim kemarau tapi nyatanya masih musim hujan. Orang nomor satu di Kalimantan barat ini berpendapat, iklim yang tidak bisa diprediksi.
“Eropa juga iklim tidak bisa diprediksi, bahan pangan krisis akibat iklim. Iklim ini bisa terkendali apabila tumbuhan dan pohon-pohon dijaga, kita wajib menjaga pohon-pohon dan hutan-hutan yang masih ada,” kata Cornelis, dalam surat siaran pers rilisnya yang diterima.
Pertemuan dihadiri senior advisor GCF dan representasi dari sekretariat GCF Colorado, Prof. William Boyd, Para Gubernur anggota GCF Indonesia, Bupati/walikota se-Kalimantan Barat, Pimpinan NGO/LSM Internasional. Pertemuan ini juga dalam rangka persiapan pertemuan tahunan GCF di Jalisco, Mexico 29 Agustus- 1 September tahun ini.
Cornelis yang juga koordinator nasional satuan tugas Gubernur-Gubernur untuk iklim dan hutan (GCF Task Force) yang melingkupi Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Aceh dan Kalimantan Barat, meminta seluruh pemangku kepentingan di Kalbar untuk membantu pengawasan, perencanaan dan pengelolaan serta pemanfaatan hutan. Kemitraan ini menurut Gubernur akan mengakselerasi pencapaian penurunan deforestasi baik secara naional maupun provinsi.
Cornelis menjelaskan, enam Provinsi GCF ini memiliki tutupan hutan dan kawasan hutan 58 persen dari total kawasan dan tutupan hutan di Indonesia dan 64 persen lahan hutan gambut dalam. Tahun 2014 GCF berkomitmen menurunkan tingkat deforestasi hingga 80 persen pada 2020 jika tersedia dukungan pendanaan yang berbasis kinerja yang layak, memadai dan berjangka panjang baik melalui sumber pasar maupun non pasar.
Senior Advisor GCF dan Representasi dari Sekretariat GCF Colorado, Prof Wiliam Boyd menyatakan keenam provinsi tergabung dalam GCF telah menyepakati aksi-aksi implementasi dari deklarasi Rio Branco. Deklarasi tersebut telah ditandatangani oleh 26 negara bagian.
Menueur Boyd, target utama dari deklarasi Rio Branco adalah negara bagian maupun provinsi anggota, termasuk provinsi Kalbar adalah menurunkan laju deforestasi hingga 80 persen pada 2020. 
“Target itu akan mengurangi laju deforestasi dari rata-rata 323.749 hektar menjadi rata-rata 64.749 hektar pertahun pada 2020,” kata Boyd.
[Aceng Mukaram]
Lihat juga...