Mengenal Lebih Dekat Pelatih Anjing Pelacak di Polda Lampung

SABTU, 9 APRIL 2016
Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo/ Sumber Foto: Henk Widi 

LAMPUNG — Keberhasilan upaya menggagalkan penyelundupan narkotika dan obat obatan berbahaya (Narkoba), barang terlarang di wilayah Polda Lampung tidak lepas dari peran serta satwa K-9 atau dalam bahasa Yunani (canine) atau hewan bertaring yang bisa diajak kerjasama dengan manusia, diantaranya anjing pelacak.
Pemanfaatan anjing pelacak dari ras Inggris jenis labrador dan golden retriver dimanfaatkan oleh Polda Lampung pada kesatuan direktorat Sabhara serta Sat Sabhara Polres Lampung Selatan yang bertugas di Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Anjing pelacak yang disiagakan di Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni tidak lepas dari upaya Brigpol  Suprayogi yang sehari hari menangani anjing deteksi narkoba di Bakauheni. Ia sudah menjadi pawang, pelatih satwa anjing pelacak dan bertugas di Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni selama 12 tahun.
Tiga ekor anjing yang ditangani Brigpol Suprayogi berada di bawah Satsabhara Polres Lampung Selatan. Ia mengaku menangani anjing jenis labrador dan golden retriver yang masing masing memiliki nama panggilan diantaranya  Dela, Black, Brown yang berwarna hitam, cokelat dan putih. Tiga ekor anjing pelacak tersebut setiap hari secara bergantian bertugas melakukan pemeriksaan berbagai jenis kendaraan yang akan memasuki Pelabuhan Bakauheni melalui area Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni.
“Perawatan satwa untuk pelacakan ini saya lakukan setiap hari dengan penanganan khusus sebab satwa yang dikenal dengan kemampuannya mengendus barang terlarang ini harus mendapat perlakuan istimewa,”ungkap Suprayogi saat diwawancarai Cendana News, Sabtu (9/4/2016).
Perawatan tiga ekor anjing tersebut bukan perkara mudah sebab selain menghabiskan makan selama  per hari persatu ekor sebanyak Rp55ribu. Jenis makanan untuk anjing pelacak tersebut bahkan cukup istimewa diantaranya cornet, makanan siap saji, telur, susu serta makanan jenis lain yang dipilih secara khusus untuk anjing pelacak tersebut.
“Gizi serta jenis makanan yang kita pilih untuk satwa pelacak ini memang sengaja diistimewakan karena mereka telah banyak membantu tugas kita sebagai polisi,”ungkapnya.
Suprayogi mengaku saat ini tiga ekor anjing pelacak yang dimiliki masih bertugas meski sudah dilatih sejak satwa tersebut berumur enam bulan hingga kini satwa tersebut berumur sepuluh tahun. Umur yang sudah terbilang tidak muda harusnya memiliki pengganti untuk lebih maksimal idealnya di Seaport Interdiction harus disiapkan sebanyak tujuh ekor anjing pelacak.
”Harusnya punya tujuh ekor untuk lintas ganti sebab selama ini untuk pemeriksaan disiagkan dua ekor anjing untuk pemeriksaan siang hari dan satu ekor untuk pemeriksaan malam hari,”terang Suprayogi.
Tugas anjing pelacak yang sering disebut dengan kode K-9 tersebut idealnya melakukan tugas pemeriksaan perdua jam sekali. Tugas tersebut bahkan bukan tanpa hasil sebab satwa yang memiliki kemampuan lebih tersebut telah pernah berhasil mengamankan pelaku penyelundupan narkotika.
Salah satu anjing pelacak yang telah sukses melakukan upaya menggagalkan penyelundupan diantaranya Black yang pernah mengendus dan menemukan wanita pembawa narkotika golongan I jenis ganja.
Butuh Pelatihan Khusus Satwa dan Pelatih
Bertahun tahun menjadi pelatih satwa anjing pelacak dilakoni Suprayogi dengan penuh keceriaan. Ia mengaku. Untuk menjadi seorang pelatih dirinya harus mengikuti pendidikan sekolah di pusdik direktorat polisi satwa spesialisasi narkotik, Cimanggis Depok, Jawa Barat.
Pelatihan tersebut menurutnya membutuhkan waktu pendidikan dasar selama tiga bulan dilanjutkan pendidikan lanjutan selama tiga bulan dan terakhir pendidikan pelatihan satwa spesialis selama tiga bulan. Pelaksanaan pelatihan tersebut langsung dilatih oleh pelatih langsung dari bagian ATF (Alcohol tobbaco and Fire) Negara bagian Virginia USA.
“Berbagai pelatihan penanganan satwa termasuk menjadi pawang untuk anjing pelacak polisi nyaris hampir satu tahun sehingga saya dipercaya sebagai pawang satwa milik Polda Lampung,”ungkap Suprayogi.
Ia berharap khusus personil satwa di Seaport Interdiction Bakauheni harus disiapkan personil lintas ganti agar satwa yang selama ini ada bisa maksimal dalam menjalankan tugas selain itu agar ada fasilitas baling baling untuk mendeteksi adanya barang barang terlarang. Sebab baling baling diperlukan untuk mendeteksi pergerakan angin yang akan berguna untuk mengendus aroma barang terlarang.
Satwa jenis anjing pelacak diantaranya memiliki syarat diantaranya berumur minimal enam bulan yang bisa dilatih meliputi retrip pengenalan bau, point to point pelacakan barang bawaan dengan penjelajahan lapangan, luas lapangan dan pelatihan pelacakan lainnya, hal tersebut diantaranya juga pemeriksaan barang yang disembunyikan di tanah pun masih tetap bisa diendus.
Pelaksanaan pelacakan akan bagus menurut Suprayogi jika anjing mau memberikan reaksi kadang mau bekerjasama dengan pelatihnya. Selain itu adanya reaksi fisik saat ada dugaan kendaraan membawa narkotika dan obat obatan terlarang.
Bertugas selama dua belas tahun dijalani oleh Suprayogi dengan menjalankan tugas dengan keterbatasan peralatan dan personil untuk pengabdian kepada Polri tempatnya mengabdi. Ia menyadari anjing jenis labrador bukan anjing yang murah sebab harga perekor bisa mencapai 150juta.
“Makanya penanganan kita perlakukan khusus mengingat tugas yang cukup berat sebagai salah satu satwa yang bertugas untuk kepolisian”ungkapnya.
Selain untuk pencegahan anjing pelacak menurut Brigpol Yogi digunakan untuk menakut nakuti pelaku tindak kejahatan yang berniat melakukan tindak kriminal atau penyelundupan.
Sebagai bentuk upaya pencegahan penyelundupan, Yogi mengaku pada Bulan Juni direncanakan Polda Lampung akan mendapat bantuan dua ekor anjing pelacak jenis Belgian Meloinese dan Labrador.
Tugas yang lumayan berat untuk anjing pelacak yang dipeliharanya menurut Yogi telah mendapatkan beberapa penghargaan khusus berupa sertifikat untuk keberhasilan satwa yang dilatihnya dari Polri.Sementara untuk pemberian reward untuk pelatih juga memperoleh penghargaan dan untuk anjing diberikan reward berupa makanan yang lebih istimewa dari biasanya.
Meski telah mendapat linsensi internasional sebagai pelatih, Suprayogi mengaku tetap menjalankan tugas dengan baik dan tak pernah mengeluh. Laki laki kelahiran Bandarlampung 36 tahun lalu tersebut mengaku menjalankan tugas sebagai polisi satwa sejak berdirinya Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni.
Selain bertugas di Seaport sebagai pawang anjing pelacak juga sering diminta masyarakat untuk melakukan pelacakan tindak kriminal dan pencurian yang terjadi di masyarakat. Ia mengungkapkan melakukan upaya membantu warga yang mengalami tindak pencurian dengan anjing swadaya sendiri jenis herder sama dubberman.
“Saya kerap diminta melacak aksi kejahatan dengan anjing yang saya miliki di rumah dan tidak menggunakan anjing Polri”ujarnya.
Ia berharap meski pemeriksaan narkoba dilakukan dengan menggunakan tenaga satwa jenis anjing dan manusia, penyelundupan narkotika bisa berkurang dan bahkan tidak menggunakan pintu masuk Pelabuhan Bakauheni sebagai jalur penyelundupan narkoba.
Lihat juga...