Seniman Asal Bandung Tuangkan Fenomena GMT dalam Lukisan

Uniknya, Tisna tak menggunakan cat dan kuas untuk melukiskan fenomena alam ini. Dia hanya memakai tangan telanjang, dan menggunakan arang dan tanah yang sudah dihancurkan. 

Pria yang dikenal sebagai ‘Kabayan Nyintreuk’ ini juga menambahkan daun dan padi kering pada lukisannya. Adapun yang di lukis adalah matahari dan bulan beserta suasana mayarakat sekitar. 

Menurut Tisna fenomena GMT ini adalah upaya alam mengajarkan kepada manusia bahwa di balik terang benderang ada juga gelap gulita. Artinya, dikala ada orang yang sedang senang namun ada pula masyarakat yang sedang terpuruk.

“Ketika mendapat kebahagiaan jangan berfoya-foya, karena di tempat lain ada yang sedang sakit atau terkena bencana,” tutur Tisna di Jalan Cikapundung Timur, Kota Bandung, Rabu (9/3/2016).

Bila dikaitkan dengan konteks kehidupan, fenomena GMT juga ibarat perubahan sosial, politik dan ekonomi di negeri ini. Dimana yang biasanya pagi hari sudah terang, kini tampak gelap.

“Kita tak selamanya terang, tapi ada gradasi ke gelap dan terang lagi. Perlu disyukuri kenapa bisa menjadi seperti ini. Ini juga mengisyaratkan bahwa Indonesia pernah jaya lalu terpuruk dan selanjutnya berusaha bangkit lagi,” beber dia.

Dikatakannya, melukis dengan tema GMT ini juga sebagai bentuk menyukuri nikmat dari sang pencipta, dimana dia sudah dikaruniai bakat melukis.

“Tidak tahu karya ini akan dilelang atau dijual, yang penting saya sedang ritual mensyukuri punya kemampuan, dan yang bisa dilakukan untuk mensyukuri gelaran tentang alam yang begitu indahnya ini,” pungkas salah satu dosen di institut Teknologi Bandung (ITB) ini.