RABU, 23 MARET 2016
Jurnalis: Aceng Mukaram / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Aceng Mukaram
PONTIANAK — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dr Andy Jap M.Kes menjelaskan, jumlah Puskesmas yang ada di Kalimantan Barat sudah mencapai ratusan. bahkan ada salah satunya yang sudah menyediakan tempat khusus bagi anak.
![]() |
Kunjungan Menteri Kesehatan RI |
“Ada di ibukota Sanggau sudah ada satu layanan arena bermain anak. Puskemas ramah anak,” kata Andy Jap, saat memaparkan kondisi puskesmas yang ada di Kalimantan Barat ini pada acara kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, di Puskesmas Karya Mulia, Jalan Ampera,RT 001/033, Kelurahan Sungi Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, Rabu (23/3/2016).
Andy Jap berharap, kedepannya ada sejumlah puskesmas lainnya di Kalimantan Barat mempunyai layanan khusus bagi anak tersebut.
Andy Jap juga menyebutkan, dari total ratusan itu rata-rata di daerah terpencil.
“Jumlahnya ada 237 puskesmas di 14 kabupaten kota di Kalbar. Rata-rata di daerah terpencil,” kata Andy Jap.
Menyangkut gizi buruk, Andy Jap mengakui, hingga kini kasusnya masih tinggi. Namun demikian, ia enggan berapa total detail jumlahnya.
“Kalau soal gizi anak, kita kasusnya masih tinggi. 7 persen kasus gizi di Kabar. Ya Salah satunya soal gizi,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise apresiasi Puskesmas Karya Mulia, Jalan Ampera,RT 001/033, Kelurahan Sungi Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat yang menampung anak korban kekerasan.
“Saya biasa mengunjungi ke sejumlah puskemas yang ada di Indonesia. Ini puskemas menampung kekerasan anak. Ini mungkin baru pertama saya dengar,” kata Yohana Susana Yembise.
Menurutnya, Puskesmas Karya Mulya Pontianak bakal menjadi contoh untuk puskemas lainnya di Indonesia.
“Ini puskesmas sebagai contoh lainnya di Indonesia,” katanya.
Ia mengakui pernah ke Malaysia dan berkunjung kesana melihat pelayanan kesehatan di Malaysia.
“Saya punya pengalaman akhir tahun lalu, di Malaysia. Mereka tak punya layanan seperti kita, tapi mereka lengkap,” jelasnya.
Ia berharap, kepada sejumlah puskesmas untuk memperhatikan terkait kondisi layanan khusus bagi anak yang hendak melakukan pengobatan.