Pejuang Bahasa Indonesia, JS Badudu Dikebumikan dengan Prosesi Militer

MINGGU, 13 MARET 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah

BANDUNG — Pejuang Bahasa Indonesia, Jusuf Sjarif (JS) Badudu menghembuskan nafas terakhir di usia ke-89 Pada Sabtu (12/3/2016) pukul 22.10 WIB. JS Badudu meninggalkan 9 anak, 9 menantu, 23 cucu, dan 2 cicit. Mendiang dikebumikan dengan cara militer, di Taman Makam Pahlawan, Jalan Cikutra, Kota Bandung, Minggu (13/3/2016).
Upacara Militer
Anak keenam JS Badudu, Rizal Indrayana Badudu menyampaikan terimakasih kepada negara dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), atas penghormatan terakhir kepada ayahnya yang dilakukan lewat prosesi yang sangat indah.
“Atas nama keluarga kami menyampaikan terimakasih, ayahanda kami sekaligus alhamrhum dimakamkan di tempat yang terhormat ini,” kata Rizal selepas prosesi pemakaman.
Hingga akhir hayatnya, mendiang sudah menulis sebanyak 70 buku. Salah satu karyanya yakni Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994).
Rizal membeberkan, memasuki tahun 2005, almarhum terserang penyakit alzaimer hingga tak lagi mampu menulis karya. Dia katakan, ayahnya sempat memberi amanat untuk melanjutkan perjuangan dalam mempertahankan Bahasa Indonesia. Terutama dari serbuan masif dan pengrusakan Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh berbagai pihak.
“Kita harus mencintai bahasa Indonesia terus mempersatukan negeri dan rakyat kita,” tuturnya.
JS Badudu lahir 19 Maret 1926, di Gorontalo. Disertasi gelar Doktor Ilmu Sastra diperolehnya dengan mengangkat judul Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo. dia menyelesaikan Sekolah Rakyat di Ampana, kemudian pendidikan di Luwuk dan Tentena, Sulawesi Tengah. Setelah itu, melanjutkan pendidikan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kendati demikian, awalnya JS Badudu tidak meminati bahasa Indonesia. Justru mendiang lebih menyukai Ilmu Pasti Alam.
“Tetapi karena keinginannya untuk maju dan ingin ke tanah Jawa, beliau menerima penugasan dari dinas pendidikan dan berkembang menjadi kecintaan mendalam terhadap Bahasa Indonesia,” imbuhnya.
Tambahnya, beliau adalah salah satu tokoh ahli dalam morfologi bentuk-bentuk kata. Rekam jejak mendiang banyak berkontribusi melatih dan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Cara penyampaiannya, melalui media cetak maupun elektronik. 
Diketahui, JS Badudu pernah menjadi pengisi acara disebuah stasiun televisi sejak tahun 1971 hingga 1986 silam sebagai upaya memperjuangkan Bahasa Indonesia.
“Jadi itu diusahakan betul agar masyarakat mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar,” ucapnya.
Lihat juga...