JUMAT, 12 FEBRUARI 2016
Jurnalis : Samad Vanath Sallatalohy / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto: Koko Triarko
AMBON — Harga komoditas unggulan di Maluku fluktuatif. Survei Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku permintaan pasar mempengaruhi pembelian ditingkat petani.
Petani sedang memetik buah cengkih |
Anggota tim pemantau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku, Dede Banjar menyebutkan, beberapa komoditas unggulan yang mengalami kenaikan, diantaranya, harga cengkih mencapai Rp122.000 per kg atau naik Rp.2.000 perkilogram dari harga sebelumnya. Fully pala juga naik sebelumnya Rp126.000 menjadi Rp136.000 per kg.
“Kenaikan harga cengkih ini tentunya sangat menggembirakan masyarakat,”sebut Dede Banjar di Ambon, Jumat (12/2/2016).
Sementara itu, komoditi yang mengalami penurunan harga yakni, biji pala bundar dari Rp85.000 menjadi Rp80.000 per kg. Coklat dari Rp30.000, menjadi Rp28.000 kg dalam satu oekan terakhir.
“Sementara untuk Kopra masih tetap bertahan dengan harga Rp7.500 per kg,”sebutnya.
Disebutkan, penerapan harga yang diberlakukan di kota Ambon kerap mengikuti perkembangan harga di Surabaya sebagai pasar utama. Alasannya, hasil pembelian di kota Ambon seterusnya dijual ke kota Surabaya.
“Jadi kalau terjadi gejolak harga di Surabaya pasti akan mempengaruhi harga di Ambon,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Hasan salah satu pengumpul cengkih yang biasanya bertransaksi di Jalan Pantai Mardika Kota Ambon mengakui, harga beli komoditi unggulan hasil perkebunan Maluku yang dipatok ke petani selalu mengikuti perkembangan harga di kota Surabaya.
“Saya selalu mengikuti perkembangan harga dari Surabaya. Karena hasil pembelian disini dijual lagi ke Surabaya,” kata Hasan.