JUMAT, 15 JANUARI 2016
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Sari Puspita Ayu / Sumber foto: Koko Triarko
YOGYAKARTA—Sejak 1990-an, kawasan Jalan Prawirotaman, Yogyakarta telah menjadi sentra bermukimnya para turis asing dari berbagai negara. Di kawasan itu ada banyak penginapan, cafe dan bar yang buka siang malam. Pasca kejadian teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta, turis asing di Yogyakarta bahkan tak merasa cemas dan takut. Bagi para turis, Prawirotaman seolah sudah menjadi rumah kedua bagi mereka.
![]() |
Morgan |
Daya tarik Kota Yogyakarta sebagai kota wisata, rupanya telah membuat para turis asing betah berlama-lama tinggal di kawasan Kampung Prawirotaman, Yogyakarta. Kawasan itu sejak maraknya turis asing datang ke Yogyakarta di era tahun 1990-an sudah menyediakan ‘ruang’ bagi berkumpulnya para “bule”.
Lokasi kampung Prawirotaman yang dekat dengan Keraton dan pusat kota Malioboro, pada awalnya menjadi alasan pertama bagi para turis untuk memilihnya sebagai tempat menginap. Namun seiring berjalannya waktu, Prawirotaman kini sudah berubah wajah. Sepanjang Jalan Prawirotaman berderet hotel-hotel kecil, bar dan cafe dengan beragam gaya unik estetis yang sangat disukai para turis. Lalu-lalang turis asing di sepanjang jalan itu juga sudah menjadi pemandangan biasa. Dan, pemandangan itulah yang membuat Prawirotaman seolah menjadi kampung turis asing di Yogyakarta.
![]() |
Kawasan Prawirotaman |
Daya tarik kampung Prawirotaman itu pula, yang agaknya membuat para turis asing tak bergeming dengan adanya teror bom di Sarinah, Jakarta, Kamis 14 Januari 2016, kemarin. Mereka para turis asing tetap asyik menikmati suasana kota Yogyakarta dengan segala keunikannya sebagai bekas kota kerajaan di masa lalu.
Salah satu turis asing asal Perancis, Jimy Yahya (24), ditemui Jumat (15 /1/2016), mengaku tidak takut berada di Yogyakarta. Kendati telah terjadi teror bom di Jakarta, Jimy mengatakan, hidup dan mati tetap di tangan Tuhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan peristiwa teror bom di Sarinah, Jakarta. Kecuali itu, menurutnya, di Yogyakarta tidak pernah ada isu bom.
“Jogja adalah kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Saya bahkan berencana menetap di sini”, ujarnya.
Hal senada juga disampaikan turis asal negara Paman Sam, Amerika Serikat, Morgan (27). Ia mengatakan, jika teror bom bisa terjadi di mana saja, bahkan di tempat yang dianggap aman sekali pun. Ia menilai, teror itu dilakukan untuk membuat orang khawatir dan takut, padahal tidak semua tempat seperti itu. “Jadi untuk apa takut? Lanjutkan saja hidup”, ucapnya.
Situasi aman di Yogyakarta, khususnya di Prawirotaman sebagai kawasan paling banyak dihuni turis asing, tampak pula dari aktifitas para turis asing yang tetap terlihat enjoy melakukan aktifitasnya sehari-hari, seperti sarapan, jalan-jalan dan berbelanja.