KAMIS, 14 JANUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Zulfikar Husein
ACEH—Provinsi Aceh menjadi salah satu jalur masuknya peredaran narkoba dari luar negeri ke Indonesia. Salah satunya melalui wilayah pesisir Aceh yang berbatasan langsung dengan laut lepas atau Selat Malaka.

Ada sejumlah jalur masuk melalui laut. Beberapa kasus yang berhasil ditangkap oleh polisi terungkap, narkooba jenis sabu-sabu sering masuk wilayah Indonesia lewat jalur laut di Aceh. Salah satunya di Kuala Idi, Aceh Timur, Aceh.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Tentara Nasional Indonesia Angkatan laut (TNI AL) menyiagakan kapal perang yang diberi nama KAL Bireuen. Untuk diketahui, Bireuen sendiri merupakan salah satu kabupaten di Aceh. Bireuen pernah menjadi Ibu Kota Indonesia pada saat zaman penjajahan Belanda pada Aagresi Militer kedua.

“Jalur narkoba bukan hanya Idi, kalau kami petakan mulai dari Kuala Jambo Aye sampai Pangkalan Susu, sering kali menjadi kawasan perompakan dan penyeludupan narkoba,” ujar Kolonel Marinir Nasruddin, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Lhokseumawe, Kamis, (14/1/2016).
Karenya lanjut Nasruddin, pihak TNI AL terus berupaya semaksimal mungkin melakukan antisipasi di sejumlah wilayah tersebut. Termasuk salah satunya adalah dengan menyiagakan kapal perang KAL Bireuen.

Namun menurutnya, karena luas area penjagaan Lanal Lhokseumawe sejauh 476 kilometer, pengamanan laut menjadi sulit dilakukan karena katerbatasan jumlah kapal. “Karena keterbatsan, kita tidak mungkin dilaut terus,” katanya.
Salah satu cara yang dilakukan TNI AL adalah mengandalkan infomasi dari intelijen. “Kita melakukan pengecekan dari sumber intelijen, kalau informasi sudah A1 (pasti) baru kita meluncur ke laut melakukan penyergapan,” pungkas Nasruddin.