Penobatan KGPAA PA X Akan Dilangsungkan di Bangsal Sewatama

MINGGU, 3 JANUARI 2015 
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Koko Triarko

YOGYAKARTA—Sepanjang hari ini, Minggu (3/1/2016), Puro Pakualaman disibukkan dengan gelar gladi upacara penobatan Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X. Setelah gladi kirab siang tadi, sore harinya selepas waktu solat Azhar digelar gladi penobatan.

KPH Indro Kusumo

Penghageng Kawedanan Budaya Lan Pariwisata, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indro Kusumo yang juga merupakan Ketua I gelar upacara penobatan KGPA Adipati PA X, mengatakan, seluruh rangkaian upacara penobatan Adipati PA X akan dimulai sejak pagi hari, pada Kamis, 7 Januari 2016. Prosesinya diawali dengan dilantiknya Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo sebagai KGPA Adipati Paku Alam X, di Bangsal Sewatama Puro Pakualaman. Dalam penobatan itu, hal paling krusial sebagai tanda telah dinobatkannya Suryodilogo sebagai PA X, adalah diberikannya keris pusaka yang bergelar Kanjeng Kyai Boncit.
Kanjeng Indro menuturkan, keris pusaka Kanjeng Kyai Boncit itu merupakan simbol adipati yang bertahta, yang telah digunakan sejak zaman Paku Alam III. Selain pusaka keris, dalam prosesi penobatan PA X nanti juga akan dikeluarkan dua tombak pusaka Kadipaten Puro Pakualaman yang bergelar Kyai Buyut dan Kyai Paku. Ketiga pusaka tersebut, yaitu dua tombak dan satu bilah keris, merupakan pusaka inti yang hanya dikeluarkan dalam prosesi penobatan Adipati. Sementara dalam penobatan itu, PA X akan mengenakan busana keprabon dan udheng atau ikat kepala, dengan pelengkap busana lar badak atau bulu merak, membawa sabel atau pedang kecil dan tameng serta sapu tangan.
Setelah penyematan keris sebagai simbol pengukuhan dan pelantikan, Adipati PA X akan membacakan sabda, yang di lingkungan Puro Pakualaman disebut anteping karso atau tekad yang dikehendaki PA X terkait roda pemerintahan Puro Pakualaman.
Prosesi penobatan Adipati PA X, akan diiring gamelan pusaka yang terdiri dari gamelan Kyai Tlogo Muncar dan Ruming Raras yang diletakkan di pendopo sebelah dan di sebelah timur gamelan Kyai Rinding, Suro Balen dan Munggang. Sementara itu lazimnya penobatan adipati, juga akan diiring dengan tarian Bedhoyo Angron Akung. Menurut Kanjeng Indro, bedhoyo tersebut mengisahkan lakon cerita Panji Inu Kertapati yang merupakan kisah penobatan raja di zaman PA II.
Seluruh rangkaian upacara sakral penobatan Adipati PA X terdiri dari 14 urutan prosesi yang diharapkan selesai dalam waktu dua jam, atau sebelum waktu solat dhuhur. Setelah itu, akan ada jeda istirahat, untuk kemudian pada sore harinya dilangsungkan kirab ageng melibatkan enam kereta kuda dan sekitar 700 orang peserta terdiri dari kerabat ndalem Pakualaman, abdi dalem dan masyarakat umum. 
Lihat juga...