KAMIS, 7 JANUARI 2016
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Koko Triarko
YOGYAKARTA—Kendati dibayangi persoalan internal keluarga, penobataan Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X, Kamis (7/1/2016), berlangsung lancar. Bahkan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo sebagai pihak yang berselisih, tampak hadir menyaksikan prosesi jumenengan atau penobatan PA X. Sementara, sejumlah tokoh nasional berharap PA X bisa mewujudkan cita-cita tahta untuk rakyat.
![]() |
KGPAA PA X usai dinobatkan |
Salah satu tokoh nasional, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafi’i Ma’arif menilai KBPH Prabu Suryodilogo yang baru saja dinobatkan sebagai KGPAA Paku Alam X, cukup bisa diharapkan membawa kemajuan di Puro Pakualaman. Namun demikian, Syafi’i mengharapkan PA X bisa mewarisi sifat-sifat rendah hati mendiang ayahandanya dan bisa menjembatani persoalan internal keluarga terkait perselisihan tahta. Syafi’i mengapresiasi jalannya prosesi jumenengan yang terhitung lancar, bahkan dengan dihadiri oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo sebagai pihak yang berselisih.
KGPAA Paku Alam X bernama kecil Raden Mas (RM) Wijoseno Hario Bimo, yang setelah dewasa bergelar Bendoro Pangeran Haryo (BPH). Pada tanggal 31 Januari 2012, ia dinobatkan sebagai putra mahkota. Putra sulung mendiang KGPAA Paku Alam IX ini, memiliki dua adik, yaitu BPH Hario Seno dan BPH Hario Danardono Wijoyo. Adipati Paku Alam X tamat dari pendidikan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta pada tahun 1989. Sementara dari dari perkawinannya dengan Bendoro Raden Ayu (BRAy) Atika Suryodilogo, ia dikaruniai dua orang anak laki-laki, yaitu Bendoro Raden Mas Haryo (BRMH) Suryo Sri Bimantoro dan BRMH Bhismo Srenggoro Kuntonugroho.
![]() |
KGPAA PA X |
Paku Alam X dikenal aktif bersosialisasi di sejumlah paguyuban dan organisasi di bidang sosial, budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keaktifannya di tengah kegiatan dalam paguyuban dan organisasi tersebut mendukung kinerjanya di pemerintahan. Dari pengalamannya itu, ia diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Tenaga Kerja Setwilda Yogyakarta pada tahun 1991 sebagai Penata Muda. Kariernya berlanjut dengan menempati sejumlah jabatan seperti Pengelola Sarana Kerja (1994), Pj Kepala Seksi Sarana Buruh dan Pekerja (1995), Kepala Seksi Pemberian Kerja (1999), Kepala Seksi Purna Kerja dan Sektor Informal (2002), Kepala Seksi Pelatihan, Standardisasi, dan Sertifikasi (2003), Pj. Kabid Pendayagunaan Tenaga Kerja (2006), Kepala Bidang Investasi dan Pemasaran Potensi Wilayah (2008), Kepala Bidang Pemerintahan (2008), dan terakhir menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan dari 2011 hingga sekarang. Dalam kepemimpinannya Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan.
![]() |
Bedoyo Angron Akung iringi penobatan KGPAA PA X |
KBPH Prabu Suryodilogo, dianggap layak diangkat sebagai KGPAA Paku Alam X, karena didukung kerabat dan masyarakat luas. Dalam tugasnya nanti, Adipati PA X menanggung tanggung-jawab yang berat. Memikul tugas dan kewajiban leluhur Mataram sebagai pengemban kebudayaan, tradisi dan pembaharuan. Dalam Antepeing Karso atau kebulatan tekat yang disampaikannya usai dinobatkan, Adipati PA X berjanji akan bekerja sekuat tenaga untuk bisa memenuhi harapan nusa dan bangsa, masyarakat dan keluarga besar Pakualaman.
Prosesi jumenengan yang berlangsung sejak pagi hingga menjelang siang, dihadiri tamu undangan dari Raja-raja se-Nusantara, beberapa pejabat negara, Sultan HB X sebagai Gubernur DIY sekaligus Raja Yogyakarta, sejumlah unsur pemerintahan di seluruh Kota Yogyakarta dan lainnya.