Kain Tenun Sulawesi Tenggara Semakin Digemari Perancang Busana

SENIN, 4 JANUARI 2016
Jurnalis: Rustam / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Rustam

KENDARI—Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki kekayaan seni warisan leluhur berupa kain tenun dengan aneka motif yang begitu dinamis dan sekarang ini semakin digemari pecinta tenun yang ada di Sultra khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya. 

Tenun khas Sulawesi Tenggara dalam satu acara karnaval 
Melihat fenomena berkembangnya peminat kain tenunan asal Sultra, anggota DPR RI Hj Asnawati Hasan mengharapkan agar seluruh ketua Dewan Kerajinan Naaional Daerah (Dekranasda) di kabupaten dan kota se-Sultra, mengembangan produk tenunan lokal.
Asnawati Hasan
Anggota DPR RI Komisi VI 
“Saya minta agar seluruh pengurus Dekranasda mengembangkan kain tenun  lokal,”  kata Tina Nur Alam, sapaan akrab anggota DPR RI asal Sultra ini, usai melakukan kunjungan di beberapa kabupaten di Sultra.
Motif tenun yang mulai dilirik oleh perancang busana, diantaranya tenunan motif etnis Tolaki yang mendiami Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara. Kemudian motif etnis Mekongga Kabupaten Kolaka. 
Di Kabupaten Bombana, terdapat motif etnis Moronene dan Kabaena. Tenunan etnis Muna, Buton dan Wakatobi. Masing-masing motif mempunyai perbedaan dari sisi corak warna.
Melihat kendala yang dihadapi para pengrajin kain tenun, Tina Nur Alam yang duduk di Komisi VI DPR RI ini, akan membantu memfasilitasi dengan menghubungkan ke beberapa kementerian.
Bukan hanya perancang busana nasional yang sudah melirik motif tenunan lokal Sultra tersebut, tapi juga perancang busana dari mancanegara. Sekarang ini, beberapa pemerintah kabupaten (Pemkab) dan pemerintah kota (Pemkot) mewajibkan pemakaian busana motif lokal Sultra pada hari-hari tertentu. 
Lihat juga...