Air Terjun Moramo Konawe Selatan, Wisata Alam 7 Undakan

SABTU, 2 JANUARI 2016
Jurnalis: Rustam / Editor: Gani Khair  / Sumber foto: Rustam

KENDARI—Waktu sudah menunjukkan jam 11.10 Wita.  Sinar matahari yang muncul dari balik daun pepohonan lebat, tidak terasa. Suasana alam yang sejuk, membuat pengunjung dari berbagai daerah di Sultra merasa betah menikmati air terjun Moramo.

Prasasti Suaka Alam Tanjung Perompa
Libur tahun baru 2016, obyek wisata air terjun Moramo, mendadak ramai dikunjungi. Meski sebagian fasilitas tempat rekreasi ini sudah usang, namun pengunjung tidak memperdulikannya.
“Suasana alam yang membuat saya tertarik menikmati air terjun Moramo. Kalau obyek wisata pantai sudah sering. Makanya saya dan teman-teman lebih memilih ke air terjun Moramo,” kata Fadhil, salah seorang pengunjung kepada Cendana News.
Pengunjung lebih menikmati air terjun Moramo yang jatuh dari ketinggian 100 meter. Sebagai informasi bahwa air terjun Moramo jatuh dari 7 tingkatan berundak besar dan 60 tingkatan kecil yang berfungsi menampung air.
Air terjun Moramo ini letaknya di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Jaraknya sekitar 70 Km dari Kota Kendari, menuju arah timur.
Waktu tempuh perjalanan sekitar 2 jam lamanya. Dari Desa Sumber Sari, pengunjung harus berjalan kaki dengan mendaki sejauh 1,7 km menuju air terjun. Perjalanan mendaki tidak akan terasa, karena sepanjang koridor yang dibuat permanen oleh pemerintah di kelilingi pohon rimbun, sehingga udara terasa sejuk.
Obyek wisata air terjun Moramo ini berada dalam kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa. Luas kawasan ini 38.937 Hektar. Kawasan ini diresmikan sebagai areal konservasi sumber daya alam oleh Menteri Kehutanan RI, pada tanggal 23 Desember 1986.
Singkat sejarah tentang air terjun Moramo, ditemukan oleh warga transmigrasi yang akan memasang jerat di hutan. Warga transmigrasi asal Jawa dan Bali di tempatkan di Moramo pada tahun 1980 hingga 1982.
Setelah bermukim di Moramo, ada warga transmigrasi bermaksud memasang jerat hewan rusa dan anoa. Saat menelusuri air dari pengunungan, tanpa sengaja menemukan genangan air terjun.
Penemuan ini kemudian disampaikan ke kepala desa, selanjutnya desa meneruskan ke camat. Karena penasaran, Pemerintah Kabupaten Kendari (sekarang wilayah Kabupaten Konsel setelah pemekaran) mengecek kebenaran informasi warga.
Informasi itu ternyata benar. Maka pada tahun 1989, Pemerintah Provinsi Sultra, membangun fasilitas obyek wisata. Seperti tempat istirahat, kamar bilas dan kamar toilet. Jalan setapak dibangun secara permanenan.
Kemudian pada tahun 1990, air terjun Moramo resmi dibuka sebagai salah satu obyek wisata alam di Sultra. Hingga sekarang obyek ini masih ramai dikunjungi.
Lihat juga...